Rupiah Menguat Usai Data Tenaga Kerja AS Melemah, Pasar Prediksi Pemangkasan Suku Bunga The Fed
- Freepik
Tangerang – Nilai tukar rupiah diprediksi mengalami penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS), menyusul laporan data tenaga kerja AS (Nonfarm Payrolls/NFP) yang jauh di bawah ekspektasi pasar.
Menurut analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, pelemahan signifikan pada dolar AS terjadi karena laporan NFP bulan Juli 2025 menunjukkan hasil yang mengecewakan. Hal ini meningkatkan ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
"Rupiah kemungkinan besar akan menguat terhadap dolar AS. Data tenaga kerja AS yang sangat lemah memperkuat harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed," ujar Lukman saat dihubungi di Jakarta, Senin (4/8).
Mengutip data dari Anadolu, jumlah penambahan lapangan kerja di AS pada Juli hanya mencapai 73 ribu, jauh di bawah proyeksi pasar sebesar 106 ribu. Sementara itu, angka bulan Juni direvisi turun menjadi 133 ribu dari sebelumnya 147 ribu.
Tingkat pengangguran juga naik tipis dari 4,1 persen di Juni menjadi 4,2 persen pada Juli, sesuai dengan perkiraan analis. Jumlah total pengangguran tercatat sebesar 7,2 juta orang, dan tingkat partisipasi angkatan kerja stagnan di 62,2 persen.
Rasio pekerjaan terhadap jumlah penduduk tetap berada di angka 59,6 persen, dan jumlah penduduk yang tidak termasuk angkatan kerja namun ingin bekerja hanya sedikit berubah di 6,2 juta orang.
Untuk pendapatan rata-rata per jam, tercatat kenaikan 0,3 persen menjadi 36,44 dolar AS pada Juli dibanding bulan sebelumnya. Secara tahunan, upah naik 3,9 persen.