Daya Beli Masyarakat Jakarta Dinilai Tetap Kuat Meski Ada Rojali dan Rohana
- VIVA
Tangerang – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DKI Jakarta memberikan tanggapan terkait fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) yang ramai diperbincangkan di media sosial dan kerap dikaitkan dengan turunnya daya beli masyarakat.
Deputi Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta, Iwan Setiawan, menyatakan meskipun isu tersebut viral, pengaruhnya terhadap ekonomi Jakarta secara keseluruhan masih relatif kecil. Hal ini dikarenakan daya beli masyarakat Jakarta yang dinilai cukup tahan banting dan stabil.
“Dari sisi daya beli atau purchasing power, Jakarta masih menunjukkan resiliensi yang kuat,” ungkap Iwan di Jakarta pada hari Jumat.
Data KPw BI DKI Jakarta menunjukkan bahwa konsumsi rumah tangga di Jakarta tetap mengalami pertumbuhan positif, meskipun sedikit melambat pada Triwulan II tahun 2025.
Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,13 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedikit menurun dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 5,36 persen yoy.
“Walaupun melambat, konsumsi rumah tangga masih di atas 5 persen dan ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi karena konsumsi menyumbang hampir 60 persen dari total ekonomi Jakarta,” tambah Iwan.
Sementara itu, konsumsi pemerintah pada periode yang sama tumbuh 5,16 persen yoy, menurun dari 9,22 persen yoy pada tahun sebelumnya, yang dipengaruhi oleh normalisasi belanja pegawai dan bantuan sosial setelah lonjakan pada Triwulan I 2025.
Selain itu, hampir semua sektor usaha utama di Jakarta menunjukkan kinerja positif.
Lapangan usaha perdagangan misalnya, tumbuh sebesar 5,91 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,35 persen yoy. Peningkatan ini dipicu oleh aktivitas masyarakat selama libur sekolah, cuti bersama, dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN).
Sektor informasi dan komunikasi juga tumbuh pesat sebesar 5,65 persen yoy, didukung oleh tingginya penggunaan internet dan data serta meningkatnya penonton bioskop selama liburan sekolah.
Begitu pula sektor konstruksi, jasa perusahaan, akomodasi dan makan minum, serta transportasi dan pergudangan juga mencatat pertumbuhan yang solid. Permintaan yang tinggi selama periode libur dan perayaan HBKN seperti Paskah, Waisak, Idul Adha, dan Tahun Baru Islam menjadi pendorong utama.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta melaporkan bahwa perekonomian Jakarta tumbuh 5,18 persen pada Triwulan II 2025 secara yoy, lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,12 persen.
Jakarta pun tetap menjadi kontributor utama dalam struktur perekonomian nasional dengan kontribusi sebesar 16,61 persen pada periode tersebut.