5 Fakta Pengembalian 30 Ribu Artefak Indonesia oleh Belanda
- VIVA.co.id
ViVA Tangerang – Kunjungan resmi Presiden RI Prabowo Subianto ke Belanda pada Jumat, 26 September 2025, menghasilkan kesepakatan penting antara kedua negara. Pemerintah Belanda menyatakan akan mengembalikan 30 ribu artefak dan dokumen bersejarah milik Indonesia. Kesepakatan ini menjadi salah satu momen bersejarah dalam hubungan diplomatik Indonesia–Belanda. Berikut lima fakta yang perlu diketahui.
Fakta pertama, dalam kunjungannya ke Belanda, Presiden Prabowo diterima secara resmi oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima di Istana Huis ten Bosch, Den Haag. Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis, salah satunya mengenai pengembalian artefak yang pernah dibawa Belanda dari Indonesia pada masa lalu. Presiden Prabowo menyebut dirinya merasa dihormati karena disambut dengan penuh keramahan dan keterbukaan.
Fakta kedua, Belanda sepakat mengembalikan sekitar 30 ribu item yang terdiri atas artefak Jawa bersejarah, fosil, hingga dokumen penting milik Indonesia. Menurut Presiden Prabowo, pengembalian ini merupakan bentuk itikad baik Belanda untuk menjaga hubungan bilateral tetap harmonis. Ia menegaskan, keputusan tersebut menunjukkan adanya komitmen kuat dari Belanda dalam memperbaiki rekam jejak sejarah antara kedua negara.
Fakta ketiga, pengembalian puluhan ribu artefak ini akan segera direalisasikan melalui koordinasi Kementerian Kebudayaan. Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menjelaskan bahwa proses pengembalian sebenarnya sudah berlangsung lama, namun baru kali ini mencapai kesepakatan final. Raja Willem-Alexander disebut telah memberikan persetujuan langsung sehingga proses repatriasi benda bersejarah itu diharapkan berjalan cepat.
Fakta keempat, penyambutan Presiden Prabowo di Belanda menjadi momen istimewa karena Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima hadir bersama untuk menyambutnya. Kehadiran raja dan ratu secara bersamaan dalam penyambutan tamu negara jarang terjadi, sehingga hal ini dinilai sebagai bentuk penghormatan tinggi dari Kerajaan Belanda kepada Indonesia, khususnya kepada Presiden Prabowo sebagai kepala negara.
Fakta kelima, ada kedekatan tersendiri antara Presiden Prabowo dan Raja Willem-Alexander karena keduanya memiliki latar belakang militer. Kesamaan ini menciptakan suasana akrab selama pertemuan berlangsung, memperkuat komunikasi, dan membuka ruang kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang. Hubungan personal ini dipandang sebagai modal penting untuk memperkuat hubungan diplomatik Indonesia dan Belanda ke depan.
Pengembalian 30 ribu artefak bersejarah oleh Belanda tidak hanya menandai keberhasilan diplomasi Presiden Prabowo, tetapi juga menjadi langkah penting dalam mengembalikan warisan budaya Indonesia ke tanah air. Kesepakatan ini diharapkan dapat memperkuat persahabatan kedua negara sekaligus menjadi simbol rekonsiliasi sejarah yang lebih adil.