Kemenangan Kontroversial: Momen Dramatis di Kejuaraan Dunia Tinju Muhammad Ali vs George Foreman (1974)
- artsy
VIVA Tangerang – Kejuaraan Dunia Tinju kelas berat antara Muhammad Ali dan George Foreman pada tahun 1974 di Kinshasa, Zaire, dikenal sebagai salah satu pertandingan tinju paling dramatis dan kontroversial dalam sejarah olahraga. Pertarungan yang berlangsung pada 30 Oktober 1974 ini tidak hanya memperebutkan gelar juara dunia kelas berat, tetapi juga mengukir sejarah karena kekuatan psikologis dan fisik yang dipertaruhkan.
Ali, yang dianggap sebagai underdog, mampu mengalahkan Foreman yang lebih muda dan lebih kuat, namun cara dia meraih kemenangan tersebut mengundang banyak perdebatan dan kontroversi.
Dua Petinju yang Berbeda
Muhammad Ali adalah seorang legenda dalam dunia tinju, dikenal karena gaya bertarungnya yang unik dan kemampuan berbicara yang tak tertandingi. Pada tahun 1974, Ali sudah dianggap sebagai salah satu petinju terbesar sepanjang masa, meskipun usianya telah lebih tua dan ia telah melalui berbagai tantangan, termasuk masa penangguhan kariernya karena penolakan terhadap wajib militer pada tahun 1967. Ali telah mengalahkan banyak lawan tangguh, termasuk Sonny Liston dan Joe Frazier, namun pada 1974, ia sudah berusia 32 tahun dan dianggap tidak lagi berada di puncak kemampuannya.
Sementara itu, George Foreman, yang dikenal dengan julukan "Big George," adalah juara dunia yang sangat menakutkan dan memegang gelar juara dunia kelas berat sejak 1973. Foreman memiliki kekuatan yang luar biasa, dengan banyak kemenangan yang didapatkan melalui KO, dan dia datang ke pertandingan ini dengan rekor tak terkalahkan dan status sebagai favorit yang jelas. Foreman telah memenangkan gelar juara dunia dengan menghancurkan Joe Frazier pada 1973, dan saat itu dia dianggap sebagai petinju yang tidak bisa dihentikan.
Namun, meskipun Foreman unggul dalam hal kekuatan fisik, Ali dikenal sebagai petinju yang cerdik dan memiliki kemampuan mental yang luar biasa. Ali juga terkenal dengan kemampuannya membaca strategi lawannya dan menggunakan teknik yang disebut "Ali Shuffle" untuk mengelabui lawan.