Terobosan Baru: Bayi Manusia Bisa Lahir Tanpa Ibu Kandung, Ilmuwan Ciptakan Sel Telur dari Sel Kulit

Ilustrasi Janin.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Dunia sains kembali digemparkan dengan sebuah penemuan yang berpotensi mengubah masa depan reproduksi manusia. Para peneliti berhasil menciptakan sel telur manusia dari DNA sel kulit, sebuah langkah revolusioner yang membuka kemungkinan bayi lahir tanpa keterlibatan ibu kandung secara biologis.

Isu Cerai Deddy Corbuzier dan Sabrina Chairunnisa Mencuat, Publik Soroti Media Sosial Sabrina

Terobosan ini disambut dengan rasa optimisme sekaligus kekhawatiran, karena selain menjanjikan solusi bagi masalah kesuburan, ia juga memunculkan pertanyaan etis dan medis yang sangat besar.

Dari Sel Kulit Menjadi Sel Telur

Dalam penelitian ini, ilmuwan menemukan cara menggunakan DNA yang diambil dari sel kulit untuk menghasilkan sel telur manusia yang memiliki jumlah kromosom normal, sehingga dapat dibuahi dan berkembang menjadi embrio awal.

Ramalan Shio 1 Oktober 2025: Cinta, Karier, dan Keuangan

Menurut Profesor Richard Anderson dari University of Edinburgh, meski tidak terlibat dalam studi ini, hasil riset tersebut adalah “kemajuan besar” dalam dunia reproduksi.

“Banyak perempuan kehilangan kesempatan memiliki anak karena kehilangan sel telurnya, misalnya setelah menjalani pengobatan kanker. Kemampuan menghasilkan sel telur baru akan menjadi lompatan besar,” jelasnya seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis 2 Oktober 2025.

Harapan Baru untuk Pasangan yang Tidak Subur

Cara Nonton Film Home for Rent Sub Indonesia, Bukan di LK21, Rebahin, dan IDLIX

Penemuan ini berpotensi membantu perempuan yang tidak lagi memiliki sel telur untuk tetap memiliki anak dengan DNA mereka sendiri. Tidak hanya itu, terobosan ini juga menimbulkan kemungkinan bahwa di masa depan, dua pria bisa memiliki anak biologis tanpa harus melibatkan seorang perempuan sebagai penyumbang sel telur.

Namun, para ahli menegaskan bahwa aplikasi klinis masih jauh. Saat ini penelitian masih terbatas di laboratorium dan belum siap diterapkan pada manusia.

Potensi Revolusi dalam Dunia Infertilitas

Profesor Ying Cheong dari University of Southampton menilai, meski masih sangat awal, teknologi ini dapat mengubah cara kita memahami infertilitas dan keguguran. “Suatu hari nanti, ini bisa membuka jalan bagi terciptanya sel telur atau sel sperma buatan bagi mereka yang benar-benar tidak memiliki pilihan lain,” katanya.

Jika teknologi ini terus berkembang, maka kelak pasien dengan masalah kesuburan serius akan memiliki harapan baru tanpa perlu bergantung pada donor sel telur atau sperma.

Tantangan Etika dan Keselamatan

Di balik optimisme, para pakar juga mengingatkan adanya tantangan serius. Membuat sel telur dari sel kulit bukan hanya soal teknis, tetapi juga menyangkut keamanan genetik dan etika. Risiko mutasi, kegagalan perkembangan embrio, hingga dilema moral tentang “menciptakan kehidupan” akan menjadi perdebatan panjang di dunia medis maupun sosial.

Meski masih butuh waktu bertahun-tahun sebelum benar-benar bisa digunakan pada manusia, penelitian ini jelas menandai awal dari era baru bioteknologi reproduksi.
Jika kelak berhasil diterapkan, teknologi ini akan menjadi jawaban bagi jutaan orang di dunia yang mendambakan anak namun terhalang masalah kesuburan. Namun, bersamaan dengan itu, umat manusia juga harus siap menghadapi pertanyaan-pertanyaan etis yang jauh lebih besar.