Strategi Anti-Discount, Saat Menaikkan Harga Justru Bikin Laris

Ilustrasi Bisnis.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Selama ini banyak pebisnis percaya bahwa memberikan diskon adalah cara terbaik untuk menarik pelanggan. Namun, ada strategi lain yang justru berlawanan: menaikkan harga. Meski terdengar aneh, strategi anti-discount ini terbukti efektif untuk sejumlah bisnis karena menciptakan persepsi kualitas dan eksklusivitas.

Mengapa Harga Mahal Bisa Menarik Pembeli?

Psikologi konsumen memainkan peran besar dalam menentukan perilaku belanja. Dalam banyak kasus, harga tinggi dianggap sebagai tanda kualitas. Produk dengan harga lebih mahal sering dipersepsikan lebih berkualitas, lebih awet, atau lebih bernilai dibandingkan produk serupa yang lebih murah.

Contohnya, brand fashion mewah atau produk skincare premium yang justru semakin dicari meski harganya berkali-kali lipat dari produk massal. Bagi konsumen, harga tinggi menghadirkan status sosial dan kepuasan emosional yang sulit didapat dari produk murah.

Prinsip Strategi Anti-Discount

Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan saat menerapkan strategi menaikkan harga:

  1. Fokus pada Value, bukan Harga
    Pastikan produk atau jasa Anda memang memberikan manfaat lebih dibanding kompetitor. Nilai tambah bisa berupa kualitas bahan, pelayanan premium, atau pengalaman pelanggan yang berbeda.

  2. Bangun Brand Positioning yang Kuat
    Brand dengan positioning premium lebih mudah menaikkan harga tanpa kehilangan pelanggan. Komunikasikan keunikan, cerita di balik brand, atau standar tinggi yang membuat produk Anda layak dibanderol lebih mahal.

  3. Ciptakan Rasa Eksklusif
    Produk yang langka atau terbatas cenderung lebih diinginkan. Strategi limited edition, pre-order, atau hanya dijual di lokasi tertentu bisa meningkatkan minat meski harganya tinggi.

  4. Target Pasar yang Tepat
    Tidak semua segmen konsumen cocok untuk strategi ini. Fokus pada pasar yang memang menghargai kualitas, pengalaman, dan status lebih daripada sekadar harga murah.