Gaji Bebas, Hidup Lepas: Menolak Kerja Kantoran demi Jadi Freelancer

Ilustrasi bekerja dari mana saja (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Tangerang – Di era digital seperti sekarang, semakin banyak orang—terutama anak muda—yang menolak pekerjaan kantoran demi menjalani gaya hidup freelance yang lebih fleksibel, bebas, bahkan dianggap nyeleneh oleh sebagian orang. Tidak lagi terikat jam kerja 9 sampai 5, para freelancer menciptakan ruang kerja sendiri dari mana saja: kafe, rumah, gunung, bahkan dari luar negeri!

Kebebasan yang Didambakan

Salah satu alasan utama banyak orang memilih gaya hidup freelance adalah kebebasan. Tidak ada bos yang mengawasi terus-menerus, tidak ada absen pagi, dan yang paling penting: bisa memilih proyek sesuai minat. Dengan hanya bermodalkan laptop dan koneksi internet, seorang freelancer bisa bekerja dari tempat paling nyaman yang mereka suka.

Jenis pekerjaan freelance pun kini sangat beragam. Mulai dari penulis konten, desainer grafis, editor video, penerjemah, hingga konsultan digital marketing—semuanya bisa dijalani tanpa harus ngantor.

Nyeleneh Tapi Menghasilkan

Meski sering dianggap nyeleneh karena tidak mengikuti pakem pekerjaan konvensional, nyatanya banyak freelancer yang punya penghasilan lebih tinggi daripada pekerja kantoran. Mereka bisa menentukan sendiri tarif jasa, negosiasi langsung dengan klien, dan memiliki kebebasan mengatur waktu libur sesuai keinginan.

Bahkan, banyak freelancer digital nomad yang berkeliling dunia sambil tetap produktif menghasilkan uang. Konsep ini semakin populer di kalangan Gen Z dan milenial yang tidak ingin hidup terjebak dalam rutinitas membosankan.