China Bantah Tuduhan Lembaga Riset Wuhan yang Menciptakan Virus COVID-19

Ilustrasi Virus.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Kementerian Luar Negeri China kembali memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang mengaitkan Institut Virologi Wuhan dengan penciptaan atau kebocoran virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Guo Jiakun, menegaskan bahwa China telah menjelaskan berkali-kali bahwa Institut Virologi Wuhan tidak pernah terlibat dalam penelitian perolehan fungsi virus corona. Menurutnya, institut tersebut tidak merancang, menciptakan, ataupun membocorkan virus COVID-19.

Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu, 12 Februari 2025, setelah media-media di Amerika Serikat melaporkan temuan dari Badan Bantuan Luar Negeri AS (USAID). Laporan tersebut mengungkap bahwa USAID telah memberikan dana dalam jumlah besar kepada "EcoHealth Alliance", sebuah organisasi yang berbasis di New York, yang bekerja dalam bidang perlindungan terhadap penyakit menular.

EcoHealth Alliance diketahui memberikan hibah kepada Institut Virologi Wuhan untuk penelitian terkait virus corona, yang belakangan ini dipermasalahkan karena tuduhan bahwa virus tersebut merupakan rekayasa yang lolos dari laboratorium.

Seperti dilansir dari Antara, Kamis 13 Februari 2025, Guo Jiakun menegaskan bahwa terkait penelusuran asal-usul virus, China menentang segala bentuk manipulasi politik dalam masalah ini. Ia juga menyoroti bahwa Amerika Serikat harus introspeksi diri dan tidak menghindar dari tanggung jawabnya, alih-alih menyalahkan pihak lain.

Guo Jiakun menjelaskan lebih lanjut bahwa penelusuran asal-usul virus merupakan masalah yang harus diselesaikan melalui pendekatan ilmiah, dan penilaian apapun terkait hal itu harus dilakukan berdasarkan fakta ilmiah oleh para ahli. Dia menyebutkan bahwa kesimpulan resmi yang diperoleh oleh tim gabungan dari WHO dan China, setelah melakukan kunjungan lapangan ke laboratorium di Wuhan, menyatakan bahwa sangat tidak mungkin pandemi disebabkan oleh kebocoran dari laboratorium. Kesimpulan tersebut diakui luas oleh komunitas internasional, termasuk kalangan ilmiah.

Dalam konteks ini, Guo Jiakun merujuk pada laporan yang menyebutkan bahwa EcoHealth Alliance, bersama dengan mantan presidennya Peter Daszak, serta Institut Virologi Wuhan, tidak dapat menerima dana federal di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden karena gagal memenuhi persyaratan transparansi dan pembatasan terkait eksperimen virologi yang dilakukan di Wuhan.

Antara tahun 2009 hingga 2019, USAID diketahui menghabiskan dana sebesar 210 juta dolar AS untuk program PREDICT, yang mengumpulkan sampel virus dari berbagai negara dan mengirimkannya ke laboratorium, termasuk Institut Virologi Wuhan. Pada 2019, laboratorium ini tercatat memiliki lebih dari 11 ribu sampel virus dari program PREDICT.