Kenapa Generasi Z Lebih Cenderung Jadi Pengusaha?
- VIVA
VIVA Tangerang – Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, kini mulai memasuki dunia kerja. Namun menariknya, banyak dari mereka tidak memilih jalur karier konvensional seperti generasi sebelumnya. Alih-alih menjadi karyawan tetap, Generasi Z cenderung ingin menjadi pengusaha. Fenomena ini memicu pertanyaan besar: mengapa generasi ini begitu tertarik membangun bisnis sendiri?
Artikel ini akan mengulas secara mendalam alasan-alasan di balik tren kewirausahaan di kalangan Gen Z, peran teknologi dalam mendukung mereka, serta bagaimana karakteristik unik generasi ini menjadikan mereka pelaku bisnis masa depan.
1. Didukung oleh Akses Teknologi Sejak Dini
Salah satu alasan utama Gen Z lebih tertarik pada wirausaha adalah karena mereka tumbuh bersama teknologi. Sejak kecil, mereka sudah akrab dengan internet, media sosial, dan berbagai aplikasi digital. Ketersediaan platform seperti YouTube, TikTok, Instagram, hingga marketplace seperti Tokopedia dan Shopee, memberi mereka akses langsung untuk memasarkan produk dan jasa secara global, tanpa perlu modal besar.
Baca Juga :Tips Mengelola Keuangan Bisnis dengan BijakContoh Nyata: Banyak Gen Z memulai bisnis dengan menjadi content creator, dropshipper, atau membuka toko online hanya bermodalkan smartphone dan koneksi internet.
2. Ingin Kebebasan Finansial dan Waktu
Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat menghargai kebebasan dan fleksibilitas. Mereka ingin menentukan jadwal kerja sendiri, bekerja dari mana saja, dan menghindari rutinitas kantor yang kaku. Wirausaha dianggap sebagai solusi untuk mencapai work-life balance yang mereka dambakan.
Baca Juga :Strategi Memilih Partner Bisnis yang TepatMereka tidak hanya bekerja untuk bertahan hidup, tetapi juga ingin menikmati hidup sambil berkarya sesuai passion.
3. Krisis Ekonomi Jadi Pelajaran Awal
Gen Z menyaksikan langsung dampak krisis global seperti resesi 2008 dan pandemi COVID-19. Situasi ini membuat mereka sadar bahwa pekerjaan tetap tidak menjamin kestabilan finansial. Akibatnya, banyak yang mencari cara lain untuk mandiri secara ekonomi melalui wirausaha.
Mereka tidak hanya mencari gaji bulanan, tetapi juga membangun sumber pendapatan pasif dari bisnis sendiri.
4. Mudah Belajar dan Beradaptasi
Dengan ribuan konten edukatif di internet, dari YouTube hingga kursus online seperti Coursera, Skillshare, dan bahkan TikTok, Gen Z memiliki kemampuan belajar mandiri yang tinggi. Mereka bisa belajar membuat website, memasarkan produk lewat iklan digital, bahkan mengelola keuangan bisnis — semua tanpa perlu kuliah formal.
Generasi ini adalah “self-starter” yang sangat cepat menyerap informasi dan mencoba hal baru.
5. Terinspirasi oleh Entrepreneur Muda
Tokoh-tokoh seperti Mark Zuckerberg (pendiri Facebook), Elon Musk, hingga pengusaha muda lokal seperti Jerome Polin dan Gitasav menjadi inspirasi besar bagi Gen Z. Banyak dari mereka merasa bahwa usia muda bukan halangan untuk sukses. Justru, mereka merasa bisa menciptakan inovasi lebih cepat karena tidak terikat pada pola lama.
Sosok inspiratif ini mendorong Gen Z berpikir, “Kalau mereka bisa, kenapa aku tidak?”
6. Media Sosial sebagai Alat Bisnis
Bagi Gen Z, media sosial bukan hanya tempat hiburan, tapi juga ladang bisnis. Mereka tahu cara membangun personal branding, membuat konten viral, dan memanfaatkan algoritma platform digital untuk menjangkau pasar. Banyak bisnis kecil yang awalnya hanya hobi, kini berkembang pesat karena strategi pemasaran lewat media sosial.
Strategi seperti “soft selling” melalui reels, live shopping, hingga endorsement jadi alat ampuh mereka.
7. Ingin Meninggalkan Dampak Sosial
Tidak sedikit dari Gen Z yang membangun bisnis bukan hanya untuk cuan, tetapi juga untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan atau masyarakat. Konsep social entrepreneurship atau bisnis berkelanjutan sangat diminati, karena mereka merasa perlu berkontribusi terhadap perubahan sosial.
Misalnya, bisnis fashion ramah lingkungan, brand lokal yang memberdayakan UMKM, atau produk dengan sistem donasi.
8. Mudah Membangun Jaringan dan Kolaborasi
Di era digital, kolaborasi lintas kota atau bahkan negara sangat mudah dilakukan. Gen Z sangat terbuka terhadap kerja sama, baik dalam bentuk joint venture, promosi silang, atau proyek komunitas. Mereka tahu bahwa dengan berjejaring secara digital, potensi pertumbuhan bisnis jauh lebih besar.
9. Model Bisnis Baru yang Lebih Ringan
Dulu, memulai bisnis identik dengan membuka toko fisik, modal besar, dan risiko tinggi. Kini, Gen Z bisa memulai dari model bisnis yang lebih ringan seperti:
Dropshipping
Freelancing
Content creation
Print-on-demand
Jualan digital product (eBook, template, kelas online)
Model bisnis ini memungkinkan mereka berbisnis tanpa banyak biaya, tapi tetap berpotensi besar.
10. Dukungan Ekosistem dan Komunitas Startup
Saat ini, banyak sekali inkubator startup, komunitas digital, hingga dukungan pemerintah dan swasta untuk generasi muda berwirausaha. Misalnya:
Program Startup Studio Indonesia
Pelatihan UMKM digital
Komunitas seperti Startup Weekend, Girls in Tech, hingga KUMPUL.ID
Dukungan ini memperkuat kepercayaan Gen Z untuk membangun dan mengembangkan bisnisnya sendiri.
Kesimpulan: Gen Z Adalah Wajah Baru Dunia Kewirausahaan
Perkembangan teknologi, dorongan akan kebebasan, serta keberanian mencoba hal baru menjadikan Gen Z sebagai generasi yang siap mendominasi dunia bisnis. Mereka tidak takut gagal, lebih terbuka dengan perubahan, dan memiliki semangat untuk menciptakan solusi serta inovasi baru.
Kewirausahaan bukan sekadar pilihan bagi Gen Z, melainkan gaya hidup. Dengan terus berkembangnya platform digital dan ekosistem bisnis yang inklusif, masa depan kewirausahaan akan dipenuhi oleh ide-ide segar dari generasi ini.
Tag: Generasi Z | Bisnis Anak Muda | Tren Kewirausahaan | Gen Z Entrepreneur | Teknologi dan Bisnis | Startup Anak Muda | Ide Bisnis Digital | UMKM Zaman Now