Cara Ajari Anak Beresin Mainan Tanpa Marah-Marah
- Freepik
Tangerang – Bermain adalah dunia anak. Tapi kalau sudah selesai main, sering kali rumah jadi berantakan. Bola di bawah meja, puzzle tercecer, boneka di sofa — pemandangan yang bikin banyak orang tua naik darah. Akhirnya, marah-marah pun jadi senjata agar anak mau beresin mainan.
Padahal, memaksa dengan nada tinggi sering membuat anak justru malas membereskan mainan. Lalu bagaimana caranya supaya anak mau belajar merapikan mainannya sendiri tanpa harus pakai omelan? Yuk, simak tips berikut!
Kenapa Anak Perlu Diajarin Beresin Mainan?
Membangun Tanggung Jawab Sejak Kecil
Anak belajar bahwa setiap aktivitas punya konsekuensi. Kalau selesai bermain, berarti harus membereskan.
Melatih Disiplin dan Kemandirian
Kebiasaan ini membuat anak tidak selalu bergantung pada orang tua.
Membantu Orang Tua
Rumah lebih rapi, orang tua lebih tenang, anak pun belajar menghargai mainannya.
Kenapa Anak Sering Ogah Membereskan Mainan?
Sebenarnya wajar kalau anak enggan membereskan mainannya. Sebab, di usia balita hingga anak SD, kemampuan eksekutif otak (mengatur, merencanakan, menyelesaikan tugas) belum berkembang sempurna. Tugas orang tualah yang perlu membimbing dengan cara yang tepat.
Tips Ajari Anak Merapikan Mainan Tanpa Marah-Marah
1. Jadikan Membereskan Sebagai Bagian dari Permainan
Buat kegiatan beres-beres jadi seru, bukan tugas membosankan. Misalnya, ajak anak berlomba siapa yang paling cepat memasukkan mainan ke kotak. Bisa juga sambil bernyanyi lagu beres-beres.
2. Gunakan Wadah atau Kotak Warna-Warni
Sediakan tempat mainan yang menarik dan mudah dijangkau. Tempatkan stiker label agar anak tahu mana tempat boneka, balok, atau mobil-mobilan.
3. Beri Contoh Berulang Kali
Anak belajar dari meniru. Ajak anak membereskan bersama. Tunjukkan caranya, ulangi dengan sabar. Lama-lama anak akan terbiasa.
4. Hindari Kata-Kata Menyalahkan
Alih-alih ngomel, gunakan kalimat ajakan:
“Ayo, kita rapikan bareng, yuk!”
“Wah, kalau bonekanya di sini, nanti ketemu lagi pas mau main.”
Hindari kata-kata seperti “Kamu malas banget, ya!” yang hanya membuat anak merasa tidak dihargai.
5. Gunakan Jadwal Rutin
Biasakan waktu beres-beres setelah main. Misalnya sebelum mandi sore atau sebelum tidur. Rutinitas ini membuat anak tahu bahwa bermain selalu diakhiri dengan merapikan.
6. Beri Pujian Saat Anak Mau Beres-Beres
Anak akan termotivasi kalau orang tua menghargai usahanya. Tidak perlu hadiah mahal, cukup pujian tulus: “Wah, hebat! Kamarnya rapi, Mama bangga.”
7. Jangan Perfeksionis
Ingat, tujuan utamanya adalah melatih tanggung jawab, bukan membuat rumah langsung kinclong. Kalau hasilnya belum rapi seperti harapanmu, hargai dulu usahanya.
Mengajarkan anak membereskan mainan tanpa marah-marah memang butuh kesabaran. Kuncinya adalah konsisten, sabar, dan libatkan anak dengan cara yang menyenangkan. Kalau anak sudah terbiasa, merapikan mainan bukan lagi tugas berat, melainkan bagian dari rutinitas bermain.