Anak Sering Tantrum? Ternyata Bisa Jadi Tanda Kecerdasan Emosionalnya Tinggi
Tangerang – Banyak orang tua merasa frustrasi saat anak tiba-tiba tantrum di rumah, di mall, bahkan di tempat umum. Tangisan, teriakan, hingga aksi berguling di lantai seringkali dianggap perilaku nakal. Padahal, di balik drama tantrum, tersimpan proses belajar penting bagi perkembangan kecerdasan emosional anak.
Tantrum umumnya muncul pada anak usia 1–4 tahun. Ini adalah fase wajar ketika mereka belum mampu mengekspresikan keinginan atau perasaan dengan kata-kata yang tepat. Otak bagian frontal lobe yang berfungsi untuk mengatur emosi pun masih berkembang. Jadi, tantrum adalah cara anak melepaskan frustrasi.
Fakta menarik: Riset menyebutkan bahwa anak yang sering tantrum dan didampingi dengan benar justru lebih mudah memahami emosi diri sendiri dan orang lain di kemudian hari.
Tanda Kecerdasan Emosional yang Terlatih
Manajemen Emosi Anak: Cara Efektif Mengatasi Tantrum
- -
Jika orang tua mendampingi fase tantrum dengan sabar, anak akan belajar beberapa hal penting:
- Mengenali perasaan marah, sedih, atau kecewa.
- Mencari cara menenangkan diri.
- Belajar bernegosiasi (misalnya jika tantrum dipicu permintaan).
- Membangun kepercayaan pada orang tua sebagai tempat aman berbagi emosi.
Dengan kata lain, tantrum adalah proses belajar ‘mengatur rem’ emosi di otak. Jika dimarahi atau diminta diam secara paksa, anak bisa tumbuh jadi pribadi yang memendam perasaan atau meledak di kemudian hari.