Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Berbohong?
Tangerang – Melihat anak berbohong sering membuat orang tua marah atau kecewa. Apalagi jika kebiasaan ini terus berulang. Namun, sebelum bereaksi berlebihan, penting bagi orang tua memahami alasan di balik kebohongan anak. Dengan begitu, orang tua bisa mengambil langkah yang tepat agar si kecil mau berkata jujur tanpa rasa takut.
Kenapa Anak Bisa Berbohong?
Berbeda dengan orang dewasa, kebohongan anak biasanya muncul karena beberapa hal. Pertama, anak berbohong karena takut dimarahi. Ini sering terjadi jika pola asuh di rumah terlalu keras. Kedua, anak bisa berbohong untuk menarik perhatian atau menghindari tanggung jawab. Ketiga, kebohongan muncul karena imajinasi mereka yang masih berkembang, sehingga kadang sulit membedakan mana yang nyata dan mana yang sekadar cerita.
Memahami penyebabnya membuat orang tua lebih bijak saat menghadapi anak yang sering berbohong.
Hindari Reaksi Marah yang Berlebihan
Ketika anak ketahuan berbohong, jangan langsung memarahinya di depan orang lain. Tahan emosi dan ajak anak bicara secara empat mata. Sikap yang terlalu keras justru membuat anak semakin takut dan menutupi kebenaran.
Sampaikan bahwa orang tua kecewa pada kebohongan, bukan pada dirinya sebagai anak. Buat anak merasa bahwa kejujuran akan selalu diterima, meski konsekuensinya tidak selalu menyenangkan.
Bangun Kepercayaan Sejak Dini
Anak perlu merasa aman untuk berkata jujur. Ciptakan suasana di mana mereka tahu bahwa kejujuran lebih dihargai daripada kebohongan. Orang tua bisa memberi contoh dengan selalu berkata jujur pada anak.
Misalnya, jika orang tua pernah berjanji, usahakan selalu menepati. Dari hal sederhana ini, anak belajar arti komitmen dan kepercayaan.
Tegaskan Konsekuensi Secara Konsisten
Berikan pengertian bahwa setiap kebohongan pasti ada konsekuensi. Namun, jangan menjatuhkan hukuman berlebihan yang justru menumbuhkan rasa takut. Misalnya, jika anak berbohong tentang PR sekolah, beri batas waktu untuk memperbaikinya dan dampingi saat mengerjakan.
Dengan cara ini, anak belajar bertanggung jawab atas perbuatannya.
Dorong Anak Berbicara Terbuka
Ajak anak berdiskusi santai. Tanyakan dengan tenang kenapa ia memilih berbohong. Hindari menginterogasi karena hanya akan membuat anak semakin tertutup. Dengarkan jawabannya, lalu berikan nasihat sesuai usia mereka.
Gunakan kalimat positif agar anak merasa dihargai. Katakan bahwa berbohong mungkin membuat masalah terasa hilang sementara, tetapi justru menimbulkan masalah baru di kemudian hari.
Berikan Apresiasi Jika Anak Jujur
Saat anak mulai jujur meski ceritanya membuat orang tua kecewa, berikan apresiasi. Ucapan sederhana seperti, “Terima kasih sudah jujur, Mama bangga,” akan membuat anak merasa dihargai. Lama-lama, anak akan paham bahwa kejujuran membawa rasa lega.
Membiasakan anak berkata jujur memang butuh waktu dan proses panjang. Namun dengan komunikasi terbuka, teladan baik, dan pola asuh yang hangat, anak akan belajar bahwa kejujuran lebih penting daripada menutupi kesalahan dengan kebohongan.
Bila kebiasaan berbohong sudah di luar batas wajar, jangan ragu konsultasi ke psikolog anak untuk mendapatkan penanganan lebih tepat.