Mengenal Tiny Living: Hidup di Rumah Mini, Ruang Kecil Banyak Cerita

Ilustrasi tiny living (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Tangerang – Di tengah hiruk-pikuk kota besar, mimpi punya rumah luas kadang terasa makin jauh. Namun, muncul tren baru bernama Tiny Living yang justru mengajak orang merangkul rumah mungil dengan segala keterbatasannya — dan menemukan kebahagiaan di situ.

Apa Itu Tiny Living?

Hobi Memasak Resep Lawas Keluarga: Jembatan Nostalgia Generasi

Secara sederhana, Tiny Living adalah gaya hidup yang memilih tinggal di rumah mini, rata-rata di bawah 50 meter persegi. Bentuknya bisa beragam: dari kabin kayu di pinggir hutan, rumah kontainer, rumah mungil di trailer, hingga apartemen studio super compact di tengah kota.

Prinsipnya satu: less is more. Semakin sedikit ruang, semakin sedikit barang, semakin ringan beban pikiran. Fokusnya bergeser pada kualitas hidup, bukan sekadar ukuran fisik rumah.

Filosofi di Balik Rumah Mini

Slow Travel: Jalan-Jalan Lama di Satu Kota Tanpa Itinerary Padat

Bagi banyak orang, Tiny Living bukan sekadar tren arsitektur. Ia lahir dari keresahan: tingginya harga tanah, keinginan hidup lebih sederhana, serta kesadaran bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari barang-barang berlimpah.

Gaya hidup ini juga erat dengan semangat minimalisme. Ruang yang sempit memaksa penghuninya benar-benar memilah mana barang yang penting, mana yang sekadar menuh-menuhin lemari.

Halaman Selanjutnya
img_title
Pelihara Ayam di Pekarangan: Tren Urban Farming yang Menguntungkan