Pemukim Ilegal Israel Hancurkan Sumur Air di Tepi Barat, Puluhan Desa Palestina Terancam Krisis

Reruntuhan bangunan di Jabalia, Jalur Gaza utara, Palestina.
Sumber :
  • Arab News

VIVA Tangerang – Aksi kekerasan dan perampasan sumber daya oleh pemukim ilegal Israel di wilayah pendudukan Tepi Barat kembali memicu kecaman. Dalam insiden terbaru, sumur air utama di kawasan Ein Samiya, Ramallah, dihancurkan oleh sekelompok pemukim bersenjata, menyebabkan terputusnya akses air bersih bagi puluhan desa Palestina.

Sadis, 700 Lebih Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel Saat Ambil Air

Peristiwa ini terjadi pada Minggu malam (13/7/2025), menurut keterangan Lembaga Air Yerusalem (Jerusalem Water Undertaking), yang menyebutkan bahwa sumur tersebut merupakan satu-satunya sumber air bersih bagi banyak komunitas di kawasan timur Ramallah.

“Jika tidak ada tindakan untuk menghentikan serangan ini, wilayah tersebut akan menghadapi krisis air yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar lembaga tersebut dalam pernyataan resminya.

Ein Samiya: Sumber Kehidupan yang Kini Dihancurkan

Kapal Freedom Flotilla “Handala” Kembali Coba Tembus Blokade Israel untuk Bantu Gaza

Sumur-sumur di Ein Samiya dan sekitarnya telah menjadi penopang kehidupan sejak tahun 1960-an, memasok air bersih bagi wilayah Kafr Malik dan desa-desa timur Ramallah. Kini, seluruh infrastruktur vital itu hancur oleh tindakan kekerasan yang dilakukan pemukim ilegal yang mendapat perlindungan dari otoritas pendudukan.

Peristiwa penghancuran ini bukanlah kejadian terisolasi. Dalam enam bulan pertama tahun 2025, tercatat lebih dari 2.150 serangan yang dilakukan oleh pemukim terhadap warga Palestina, properti, dan lahan pertanian di Tepi Barat.

770.000 Pemukim Ilegal, 256 Pos Liar: Situasi Makin Memburuk

Jumlah Korban Agresi Israel di Gaza Tembus 58 Ribu Jiwa, Situasi Kian Memprihatinkan

Berdasarkan data resmi Palestina, saat ini terdapat:

  • Sekitar 770.000 pemukim ilegal Israel

  • Tinggal di 180 permukiman ilegal dan 256 pos pemukiman liar

  • Melanggar hukum internasional, terutama Konvensi Jenewa Keempat

Pemukim dari kelompok sayap kanan ekstrem seperti Tzav 9 bahkan telah menghalangi jalur bantuan kemanusiaan yang akan dikirimkan ke Jalur Gaza dari Yordania, menambah panjang daftar pelanggaran kemanusiaan oleh kelompok-kelompok radikal pemukim Israel.

Blokade dan Kekerasan Meningkat di Tengah Krisis Regional

Kekerasan di Tepi Barat terjadi bersamaan dengan agresi besar-besaran Israel ke Jalur Gaza yang masih berlangsung sejak Oktober 2023. Lebih dari 58.000 warga Palestina telah tewas, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak. Wilayah Gaza kini dalam kondisi runtuh total, dilanda kelaparan, krisis air, dan penyebaran penyakit akibat hancurnya infrastruktur sanitasi dan kesehatan.

Sementara itu, lebih dari 10.800 warga Palestina masih ditahan di penjara-penjara Israel, dan berbagai laporan menyebutkan praktik penyiksaan, kelaparan, serta pengabaian medis yang telah menewaskan banyak tahanan.

Proses Hukum Internasional Terhadap Israel Masih Berjalan

Sebagai respons terhadap dugaan kejahatan perang dan genosida, pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan:

  • Surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu

  • Mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant

Sementara itu, Mahkamah Internasional (ICJ) juga tengah menangani gugatan genosida yang dilayangkan terhadap Israel atas tindakannya di Gaza.

Dunia Didesak Bertindak Cegah Krisis Air dan Kekerasan di Tepi Barat

Lembaga swadaya masyarakat dan kelompok HAM menyerukan kepada:

  • PBB dan lembaga internasional

  • Uni Eropa, Liga Arab, dan OKI

  • Organisasi lingkungan dan kemanusiaan

…untuk menekan Israel agar menghentikan praktik penghancuran sumber daya vital seperti air, serta memberikan perlindungan kepada warga sipil Palestina di wilayah pendudukan.

Penghancuran sumur air di Tepi Barat oleh pemukim ilegal bukan sekadar vandalisme atau pengusiran paksa. Ini adalah bentuk lain dari perampasan hak hidup, yang melanggar semua norma hukum internasional. Ketika air — sumber kehidupan paling dasar — dijadikan target kekerasan, dunia tidak bisa lagi bungkam. (Antara)