Situasi Gaza Kian Mencekam, PBB Desak Gencatan Senjata dan Bantuan Kemanusiaan Segera

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres (ANTARA)
Sumber :
  • ANTARA

Tangerang – Situasi di Gaza kembali menjadi sorotan dunia setelah Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyebut kondisi di wilayah tersebut sebagai “sangat mengerikan”. Dalam pernyataan terbaru pada Senin (14/7), Guterres menegaskan bahwa apa yang terjadi di Gaza menunjukkan tingkat kehancuran dan kematian yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam beberapa waktu terakhir.

Sadis, 700 Lebih Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel Saat Ambil Air

Guterres menyayangkan semakin banyak warga sipil, termasuk anak-anak, menjadi korban ketika mereka justru sedang mencari bantuan pangan dan air. Menurutnya, kekerasan yang terjadi benar-benar telah melukai martabat kemanusiaan warga Gaza.

Di hadapan awak media, Guterres kembali mendesak agar gencatan senjata permanen segera diwujudkan. Namun, ia menekankan bahwa gencatan senjata tidak boleh berhenti hanya sebatas penghentian tembak-menembak, tetapi harus membuka jalan bagi solusi nyata, yaitu mewujudkan dua negara agar warga Palestina dan Israel dapat hidup berdampingan dengan hak yang setara.

Kapal Freedom Flotilla “Handala” Kembali Coba Tembus Blokade Israel untuk Bantu Gaza

Ia juga mengingatkan bahwa membiarkan warga Palestina hidup tanpa hak di tanah sendiri sama sekali tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mencatat serangan yang terjadi pada akhir pekan lalu menewaskan banyak perempuan dan anak-anak, bahkan ketika mereka sedang antre mengambil air di Nuseirat. OCHA menilai insiden ini sebagai bentuk kekejaman yang harus segera dihentikan.

Jumlah Korban Agresi Israel di Gaza Tembus 58 Ribu Jiwa, Situasi Kian Memprihatinkan

Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) juga menegaskan tidak boleh ada seorang pun yang mempertaruhkan nyawa hanya demi mendapatkan kebutuhan dasar seperti air dan makanan. Semua warga sipil, termasuk anak-anak, berhak hidup aman dan bermartabat.

Di sisi lain, sistem kesehatan di Gaza kini nyaris lumpuh akibat kekurangan bahan bakar yang makin kritis. Rumah sakit masih berjuang menangani korban meski minim sumber daya. OCHA mengingatkan tanpa pasokan bahan bakar yang memadai, layanan penyelamatan nyawa akan terhenti total.

Lebih dari 5.800 anak tercatat menderita malnutrisi hanya dalam satu bulan terakhir, dengan 1.000 di antaranya dalam kondisi malnutrisi akut parah. UNICEF memperingatkan bahwa risiko kelaparan besar masih menghantui 2,1 juta warga Gaza jika tidak ada pasokan bantuan yang konsisten.

Di tengah situasi genting, otoritas Israel terus mengeluarkan perintah evakuasi massal. Hingga kini, lebih dari 86 persen wilayah Gaza berada di bawah perintah pengungsian atau zona militer, memaksa ribuan orang meninggalkan tempat tinggalnya.

Tak hanya di Gaza, situasi di Tepi Barat pun tak kalah mengkhawatirkan. Kekerasan dari para pemukim terus terjadi, bahkan menyebabkan korban jiwa dan kerusakan properti di lebih dari 200 komunitas Palestina.

PBB kembali menegaskan pentingnya akses masuk bantuan kemanusiaan secara masif melalui jalur dan koridor yang memungkinkan agar nyawa warga Gaza bisa terselamatkan.