Mesir Tegas Tolak Konsep "Israel Raya", Pastikan Palestina Tidak Akan Dipindahkan

Gaza Palestina.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, pada Senin menegaskan penolakannya terhadap pernyataan resmi Israel mengenai konsep “Israel Raya”. Abdelatty juga menekankan bahwa Mesir tidak akan pernah menyetujui rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Jalur Gaza.

Trump Ungkap Putin dan Zelenskyy Siapkan Pertemuan, AS Siap Turun Tangan Jika Dibutuhkan

Dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Palestina, Mohammad Mustafa, di perlintasan Rafah, Abdelatty menyatakan:
"Mesir menolak dengan tegas pemindahan warga Palestina dari Gaza."

Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pekan lalu mengatakan bahwa dirinya mendukung visi "Israel Raya". Netanyahu bahkan menyebut proyek ini sebagai “misi historis dan spiritual” yang diyakini sebagai warisan bagi generasi Yahudi mendatang.

Israel Kerahkan Tentara Cadangan untuk Pendudukan Kota Gaza, Meski Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata

Konsep Israel Raya merujuk pada gagasan perluasan wilayah Israel yang mencakup Tepi Barat, Gaza, Dataran Tinggi Golan di Suriah, Semenanjung Sinai di Mesir, hingga sebagian wilayah Yordania.

Bantuan Kemanusiaan dan Upaya Gencatan Senjata

Abdelatty juga menyoroti tindakan Israel yang membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Ia menegaskan bahwa Mesir siap menyalurkan bantuan dalam jumlah besar segera setelah pembatasan Israel dicabut.

Netanyahu Perintahkan Militer Israel Duduki Kota Gaza, Abaikan Usulan Gencatan Senjata

Selain itu, Abdelatty menyebutkan bahwa mediator dari Mesir dan Qatar sedang bekerja keras mencapai gencatan senjata selama 60 hari berdasarkan proposal utusan AS, Steve Witkoff. Perjanjian ini juga mencakup rencana pertukaran sandera antara Hamas dan Israel.

"Posisi Mesir terkait isu Palestina jelas dan konsisten. Kami menolak semua upaya yang bertujuan menghapus perjuangan rakyat Palestina," tegas Abdelatty.

Ia menambahkan bahwa Mesir akan menghadiri pertemuan darurat Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jeddah, Arab Saudi, yang membahas situasi Gaza.

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Sejak Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 61.900 warga Palestina melalui serangan militer yang menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Kondisi ini membuat jutaan warga berada di ambang kelaparan dan krisis kemanusiaan terparah dalam sejarah.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang serta kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di Gaza.

Sikap tegas Mesir menolak konsep “Israel Raya” dan pemindahan warga Palestina menunjukkan bahwa dukungan bagi perjuangan rakyat Palestina masih sangat kuat di kawasan Timur Tengah. Dunia kini menunggu hasil mediasi gencatan senjata yang diharapkan dapat membawa setidaknya jeda kemanusiaan di tengah konflik berkepanjangan di Gaza.