Mesir Bantah Klaim Israel soal Rencana Ambil Alih Senjata Hamas di Gaza

Warga Palestina di Gaza.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Pemerintah Mesir menolak laporan sejumlah media Israel yang menyebut bahwa Kairo bersedia mengambil alih kendali atas senjata milik Hamas sebagai bagian dari skenario pascaperang di Gaza.

Malaysia Gelar Doa Bersama untuk Palestina di Dataran Merdeka

Beberapa media Israel, termasuk penyiar publik KAN, mengklaim bahwa Mesir telah mengusulkan agar senjata Hamas diserahkan untuk sementara waktu di bawah pengawasan Kairo. Proposal itu disebut sebagai bagian dari rencana “hari setelah perang,” di mana Gaza akan dipimpin pemerintahan teknokratis di bawah Otoritas Palestina, tanpa melibatkan Hamas.

Israel selama ini menuntut pelucutan senjata Hamas sebagai syarat utama dalam setiap perjanjian gencatan senjata. Namun, klaim tersebut segera dibantah.

Pengundian Akhir Piala Dunia 2026 Digelar Desember, Catat Jadwalnya!

Melalui saluran berita resmi Al-Qahera News, sumber pemerintah Mesir menegaskan bahwa laporan itu tidak benar. Menurutnya, proposal terbaru yang diajukan Mesir bersama Qatar—dan telah diterima oleh Hamas—hanya mencakup gencatan senjata selama 60 hari di Jalur Gaza. Negosiasi menuju kesepakatan permanen akan dimulai sejak hari pertama gencatan senjata diberlakukan.

Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty juga menyatakan bahwa sudah ada “kemajuan signifikan” dalam perundingan, dan kini keputusan sepenuhnya berada di pihak Israel.

Jalur Kereta China-Laos, Pendorong Ekonomi dan Transformasi Kehidupan Masyarakat Laos

Sebelumnya, Hamas mengonfirmasi telah menerima proposal mediasi Mesir-Qatar meski tidak merinci isi kesepakatannya. Menurut laporan KAN, draft terbaru mirip dengan usulan utusan AS Steve Witkoff yang menekankan pertukaran tawanan: pembebasan 10 sandera hidup dan 18 jenazah warga Israel sebagai imbalan atas gencatan senjata dua bulan.

Media Mesir melaporkan, dalam proposal tersebut juga terdapat poin tentang penarikan pasukan Israel lebih dekat ke perbatasan Gaza demi memperlancar distribusi bantuan kemanusiaan dan penghentian operasi militer sementara.

Saat ini, Israel memperkirakan masih ada sekitar 50 warganya ditahan di Gaza, dengan 20 orang di antaranya diyakini masih hidup. Di sisi lain, lebih dari 10.800 warga Palestina masih ditahan di penjara Israel. Laporan kelompok HAM menyebut banyak tahanan mengalami penyiksaan, kelaparan, hingga pengabaian medis yang menyebabkan kematian.