Trump Pertimbangkan Opsi Militer untuk Serang Kartel Narkoba di Venezuela

Presiden AS, Donald Trump.
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tengah mempertimbangkan sejumlah langkah militer untuk menyerang kartel narkoba di Venezuela sebagai upaya melemahkan Presiden Nicolas Maduro, menurut laporan CNN yang mengutip sejumlah sumber, Jumat (5/9).

Korban Kelaparan di Gaza Tembus 404 Jiwa, Termasuk 141 Anak

CNN menyebut bahwa strategi militer ini bukan sekadar operasi antinarkoba, tetapi memiliki tujuan jangka panjang untuk menekan kekuasaan Maduro.

Sebelumnya, Selasa (2/9), Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyampaikan bahwa militer AS telah menargetkan sebuah kapal pengangkut narkoba di Karibia selatan yang dilaporkan berasal dari Venezuela. Rubio menegaskan, Trump berkomitmen melawan organisasi “narko-teroris.”

UE Siapkan Paket Sanksi untuk Israel, Hentikan Dukungan Bilateral

Serangan militer tersebut dipandang sebagai langkah awal AS dalam membersihkan wilayah Karibia dari perdagangan narkoba, yang berpotensi menimbulkan tekanan politik untuk menggulingkan Maduro, ungkap CNN.

“Pesan yang ingin disampaikan adalah: apakah Maduro ingin menyerah dengan cara mudah atau sulit,” kata salah satu sumber, menekankan bahwa langkah AS dimaksudkan untuk memberi tekanan maksimum.

Ribuan Warga London Gelar Aksi Tolak Kunjungan Presiden Israel Isaac Herzog

Dalam beberapa pekan terakhir, AS mengerahkan pasukan militer, termasuk lebih dari 4.000 marinir, kapal bersenjata rudal Tomahawk, kapal selam serang, dan pesawat tempur di perairan dekat Venezuela, menurut pejabat Gedung Putih yang dikutip CNN.

Selain itu, Trump dilaporkan memberi lampu hijau kepada pejabat keamanan dan militer AS untuk mengambil tindakan tegas terhadap target teroris dan pengedar narkoba jika kesempatan muncul. Para pejabat di Washington percaya serangan semacam ini bisa memicu tekanan pada para pendukung Maduro untuk mempertimbangkan pergantian kepemimpinan.

Meski demikian, Trump kepada wartawan menegaskan bahwa Washington tidak menginginkan pergantian rezim di Venezuela, melainkan fokus pada peredaran narkoba senilai miliaran dolar yang masuk ke AS dari Venezuela.

Sebelumnya, pada 7 Agustus, Jaksa Agung AS Pamela Bondi menawarkan hadiah $50 juta (sekitar Rp823 miliar) bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Maduro, yang diduga memimpin Kartel de los Soles. Langkah ini disusul dengan pengerahan aset angkatan laut AS ke Karibia untuk memerangi kartel narkoba.

Menanggapi tekanan ini, Maduro memerintahkan mobilisasi Milisi Bolivarian untuk memperkuat pertahanan nasional. Pemerintah Venezuela menegaskan, kehadiran militer AS di Karibia bukan operasi antinarkoba, melainkan upaya tekanan terhadap Caracas.