Spanyol Setujui Embargo Senjata Total ke Israel, Tekanan Meningkat atas Gaza
- Freepik
VIVA Tangerang – Dewan Menteri Spanyol resmi menyetujui embargo senjata total terhadap Israel pada Selasa (23/9), meningkatkan tekanan internasional terhadap pemerintahan Benjamin Netanyahu atas pembantaian warga Palestina di Gaza.
Menteri Ekonomi Carlos Cuerpo menyatakan, keputusan ini menjadi bukti komitmen politik pemerintah Spanyol dalam menghormati hak asasi manusia dan menunjukkan kepemimpinan global negara tersebut, seperti dilaporkan El Pais.
Embargo yang diumumkan sebelumnya oleh Perdana Menteri Pedro Sanchez ini jauh melampaui larangan parsial sebelumnya. Langkah ini mencakup larangan ekspor senjata, transit bahan bakar, serta impor produk dan jasa dari wilayah pendudukan Israel.
“Spanyol sebelumnya menerapkan larangan parsial, serupa dengan Slovenia, Belgia, dan Belanda. Kini, langkah ini membuka jalan bagi Uni Eropa,” kata salah satu mitra koalisi sayap kiri dari partai Sumar.
Namun, Ione Belarra, pemimpin Podemos, mengkritik waktu penerapan embargo, menilai langkah itu terlambat. Menurutnya, embargo idealnya diterapkan sebelum terjadinya kejahatan perang, bukan setelah lebih dari 60.000 korban tewas.
Sementara itu, Partai Rakyat (PP) yang beroposisi konservatif belum memastikan dukungan terhadap keputusan tersebut. Juru bicara parlemen, Ester Munoz, mengingatkan potensi risiko terhadap keamanan nasional Spanyol, mengingat banyak komponen militer Spanyol berasal dari Israel.
“Masalah ini kompleks dan tidak bisa dianggap remeh,” ujar Munoz.
Juru bicara pemerintah sekaligus Menteri Pendidikan Pilar Alegria menegaskan kembali dukungan Spanyol terhadap pengakuan Palestina, menegaskan peran aktif negara ini di forum internasional dan menginspirasi negara lain seperti Prancis, Portugal, Kanada, Inggris, dan Australia.
Sebelumnya, pada 9 September, Spanyol telah meluncurkan paket sanksi sembilan poin terhadap Israel, namun pengesahan embargo senjata penuh ditunda karena alasan teknis dan hukum hingga Selasa ini.
“Spanyol berperan penting dalam mendukung solusi dua negara untuk koeksistensi yang damai,” tambah Alegria.
Sumber: ANTARA