1.000 Turis Terjebak di Gunung Everest, Badai Salju Terburuk Lumpuhkan Tibet
- Freepik
VIVA Tangerang – Sekitar 1.000 wisatawan dilaporkan terjebak di lereng timur Gunung Everest setelah badai salju ekstrem melanda wilayah Tibet sejak Sabtu (4/10). Cuaca buruk tersebut menyebabkan akses jalan tertutup salju tebal dan upaya penyelamatan menjadi sangat sulit, menurut laporan media Tiongkok pada Minggu (5/10).
Badai salju kali ini disebut sebagai yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Surat kabar Sanxiang Dushibao melaporkan bahwa jarak pandang di kawasan Everest Base Camp turun drastis hingga kurang dari satu meter, membuat kendaraan dan hewan pengangkut seperti yak tidak dapat bergerak.
Ratusan tenda yang didirikan di area perkemahan bahkan terkubur di bawah salju, memaksa para turis bertahan di dalamnya sambil menunggu bantuan datang. Sejumlah wisatawan dilaporkan berhasil menyelamatkan diri secara mandiri, namun sebagian besar masih menunggu evakuasi.
“Sekitar seribu orang diperkirakan masih terjebak di gunung. Beberapa di antaranya mengalami hipotermia dan kondisi kesehatan yang memburuk,” tulis laporan tersebut.
Tim penyelamat gabungan yang terdiri dari warga setempat, petugas darurat, dan pemandu profesional saat ini tengah berusaha mencapai lokasi dengan membawa alat berat untuk membersihkan salju. Namun, medan ekstrem di ketinggian sekitar 4.900 meter di atas permukaan laut serta gangguan komunikasi membuat proses penyelamatan berjalan lambat.
Pemerintah daerah telah mengimbau wisatawan untuk menunda perjalanan ke wilayah Everest hingga kondisi dinyatakan aman. Pihak berwenang juga meminta masyarakat memantau informasi resmi terkait perkembangan cuaca dan jalur evakuasi.
Gunung Everest, atau Chomolungma dalam bahasa Tibet, merupakan bagian dari Pegunungan Himalaya yang membentang di perbatasan antara China dan Nepal. Gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian 8.849 meter di atas permukaan laut ini menjadi magnet wisata dan ekspedisi sejak pertama kali berhasil didaki pada tahun 1953.