Menlu Kuba Tuding Netanyahu Bohong soal Nuklir Iran Selama Puluhan Tahun
- Antaranews
VIVA Tangerang – Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez, mengeluarkan pernyataan tegas terkait konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran, khususnya mengenai tuduhan kepemilikan senjata nuklir oleh Iran. Dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), Rodriguez menyebut bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berbohong selama lebih dari 30 tahun tentang program nuklir Iran.
"Netanyahu dan para pendukungnya sudah berbohong selama 30 tahun lebih tentang Iran yang diduga memiliki senjata nuklir," tulis Rodriguez, Senin 30 Juni 2025.
Tuduhan Manipulasi dan Provokasi Militer
Menurut Menlu Kuba, narasi yang dibangun Israel selama ini hanyalah bentuk provokasi untuk menyeret Amerika Serikat ke dalam konflik militer terbuka dengan Iran. Ia menyebut, motif sebenarnya adalah untuk menghancurkan negara kuno yang secara historis mendukung kemerdekaan Palestina.
Rodriguez menilai bahwa propaganda terkait “ancaman nuklir Iran” hanyalah alat geopolitik yang digunakan untuk menjustifikasi tindakan militer Israel di kawasan Timur Tengah, khususnya dalam upaya menekan dukungan terhadap Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Serangan Israel dan Balasan Iran
Pernyataan tajam dari Menlu Kuba ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Iran, terutama setelah serangan Israel ke fasilitas nuklir sipil Iran pada 13 Juni 2025. Israel menyatakan serangan itu dilakukan untuk menghentikan program nuklir Iran yang dianggap berpotensi menjadi ancaman keamanan.
Namun, klaim ini dibantah oleh Teheran dan sejumlah negara lain, termasuk Kuba, yang menyebut program nuklir Iran bersifat damai dan untuk kepentingan sipil.
Serangan Israel tersebut menyebabkan lebih dari 900 korban jiwa, termasuk ilmuwan nuklir, komandan senior, dan warga sipil. Sebagai respons, Iran meluncurkan Operasi True Promise III, sebuah serangan balasan yang melibatkan 22 rudal dan drone ke sejumlah target di wilayah yang diduduki Israel.
Konteks Internasional dan Reaksi Global
Isu nuklir Iran selama ini menjadi perdebatan internasional. Beberapa negara Barat, termasuk AS dan sekutunya, telah lama menuduh Iran menyimpan ambisi untuk membangun senjata nuklir, meskipun laporan dari IAEA (Badan Energi Atom Internasional) belum menemukan bukti yang cukup kuat.
Sementara itu, banyak negara di Amerika Latin, Asia, dan Afrika menyatakan dukungan terhadap hak Iran untuk mengembangkan program nuklir damai dan mengecam standar ganda dalam penegakan hukum internasional terkait senjata nuklir.
Kuba, sebagai negara yang konsisten menyuarakan dukungan terhadap Palestina dan kedaulatan negara-negara berkembang, secara terbuka menolak pendekatan militer yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya.
Seruan untuk Keadilan dan Deeskalasi
Pernyataan Menlu Kuba ini menambah daftar negara yang mengkritik narasi Israel soal ancaman nuklir Iran, dan sekaligus menjadi seruan kuat bagi komunitas internasional untuk mendorong deeskalasi konflik serta mencari solusi damai melalui diplomasi.
“Yang dibutuhkan dunia bukanlah perang yang dipicu oleh kebohongan geopolitik, tapi upaya damai yang menjunjung kedaulatan dan hak asasi setiap bangsa,” tutup Rodriguez. (Antara)