Kontroversi Yudo Sadewa, Anak Menteri Keuangan Baru yang Sindir Sri Mulyani di Media Sosial
- ANTARA
VIVA Tangerang – Belum genap sehari setelah Purbaya Yudhi Sadewa resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani pada Senin (8/9/2025), nama putranya, Yudo Sadewa, langsung menuai sorotan publik.
Akun media sosial Yudo ramai diperbincangkan setelah dirinya mengunggah beberapa postingan yang dianggap menyindir Sri Mulyani. Salah satunya adalah unggahan berisi potongan berita dengan foto sang ayah yang ia tulis dengan keterangan, “Alhamdulillah ayah jadi mentri.”
Tak berhenti di situ, Yudo juga menuliskan kalimat yang lebih tajam: “Alhamdulillah, ayahku melengserkan agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri,” yang diduga ditujukan kepada mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Namun, unggahan tersebut kini telah dihapus.
Meski begitu, di akun TikTok-nya, @yudosadewa, masih tersisa beberapa video bernada sindiran. Ia sempat mengkritik program Tapera 3 persen yang pernah menjadi polemik, dengan menyebut masyarakat dan pemerintah sama-sama “bodoh dan maling”. Dalam video itu, Yudo mencoba menutupi sindirannya dengan menyebut kritiknya diarahkan ke “pemerintah Konoha”, bukan Indonesia.
Kontroversi makin melebar setelah Yudo membagikan video lain yang menyinggung soal “ciri-ciri orang miskin”. Menurutnya, orang miskin identik dengan mentalitas kepiting (crab mentality), sikap munafik, serta rasisme. Dalam video tersebut ia juga memperlihatkan kartu BCA Prioritas yang ia miliki, seolah menekankan status finansialnya.
Tak hanya itu, Yudo juga sering mengunggah saldo rekening bernilai ratusan juta rupiah serta aktivitas trading yang ia lakukan. Hal ini sejalan dengan pernyataan sang ayah pada 2023, yang sempat menyebut Yudo sebagai “bocah trader lulus SMA.”
Sementara itu, Purbaya Yudhi Sadewa sendiri merupakan seorang ekonom sekaligus insinyur yang lahir pada 7 Juli 1964. Sebelum menjabat Menteri Keuangan, ia pernah menjadi Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) periode 2020–2025. Ia menempuh pendidikan S1 di Teknik Elektro ITB, lalu meraih gelar MSc dan Doktor di bidang Ekonomi dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat.
