Perempuan Adat di Lombok Utara Bangkit: Menjaga Anak-anak dari Kekerasan dan Perkawinan Anak
- ist
Dalam banyak komunitas adat, meski sistem patriarki masih kental, ada ruang-ruang sakral dan sosial yang secara historis dihuni dan dijaga oleh perempuan.
Ruang-ruang itu kini perlu diaktifkan kembali, bukan dengan mengromantisasi tradisi, tapi dengan mentransformasikannya.
“Ada nilai dan praktik lokal yang bisa menjadi alternatif dari pendekatan negara yang selama ini gagal menyentuh lapisan akar rumput,” imbuhnya.
Dalam forum itu, perempuan adat bukan hanya objek pelindung mereka adalah subjek pengetahuan.
Mereka bicara tentang bagaimana adat bisa mencegah perkawinan anak, bagaimana peran tokoh adat bisa lebih aktif dalam mencegah kekerasan domestik, dan bagaimana budaya bisa menjadi ruang aman, bukan alat pembungkam.
“Kami ingin membawa gagasan ini ke pemerintah. Kami ingin suara perempuan adat masuk dalam kebijakan, bukan hanya menjadi folklor,” tegas Jayadi.