Kisah Menyeramkan Urban Legend Jepang: Kuchisake-onna, Wanita Bermulut Robek

Legend Jepang: Kuchisake-onna, Wanita Bermulut Robek
Sumber :
  • VIVA

VIVA Tangerang – Jepang dikenal sebagai negeri yang kaya akan budaya, mitologi, dan cerita-cerita misteri yang menghantui generasi ke generasi. Salah satu urban legend paling menyeramkan dan populer dari Negeri Sakura adalah Kuchisake-onna, atau yang dikenal dengan nama "Wanita Bermulut Robek". Kisah ini telah menyebar luas hingga menjadi bagian dari budaya pop Jepang dan sering muncul dalam film horor, manga, hingga acara televisi.

Urban Legend Terseram di Korea Selatan: Kutukan Hantu Wanita Tanpa Wajah

 

Asal Usul Kuchisake-onna

 

6 Tips Anti Stres Menghadapi Ujian Sekolah

Legenda Kuchisake-onna dipercaya berasal dari periode Heian (794–1185), namun kembali populer dan menimbulkan ketakutan besar di era 1970-an, terutama di kalangan anak-anak sekolah. Cerita ini bermula dari seorang wanita cantik yang hidup pada zaman dulu. Ia dikenal karena kecantikannya yang luar biasa, namun juga memiliki sifat yang sombong dan tidak setia.

 

7 Tips Jitu Agar Siswa Tetap Semangat Belajar di Sekolah

Menurut cerita, suaminya yang cemburu dan merasa dikhianati kemudian merobek mulut istrinya dari telinga ke telinga sebagai hukuman. Sambil melakukan aksi brutal itu, sang suami berkata:
"Sekarang siapa yang akan menganggapmu cantik?"

 

Wanita tersebut akhirnya tewas atau menghilang, namun arwahnya dipercaya tetap gentayangan dalam wujud mengerikan, mengenakan masker dan membawa gunting besar.

 

Penampakan Kuchisake-onna di Era Modern

 

Legend Jepang: Kuchisake-onna, Wanita Bermulut Robek

Photo :
  • VIVA

Di era modern, Kuchisake-onna dikisahkan sering menampakkan diri di jalanan sepi pada malam hari, mengenakan masker bedah — yang lazim dipakai masyarakat Jepang, terutama di musim flu. Ia akan menghampiri korbannya, biasanya anak-anak atau remaja, dan bertanya dengan suara pelan: "Watashi, kirei?" (Apakah aku cantik?)

 

Jika korban menjawab “iya”, ia akan membuka maskernya, memperlihatkan mulutnya yang robek lebar dari satu telinga ke telinga lainnya, dan kembali bertanya: "Kore demo?" (Bagaimana kalau begini?)

 

Jika korban menjawab “tidak” atau bereaksi takut, Kuchisake-onna akan langsung menyerang menggunakan gunting besar dan membunuh korbannya. Bahkan jika korban mencoba lari, dikisahkan arwah ini dapat bergerak sangat cepat dan tetap berhasil mengejarnya.

 

Bagaimana Cara Menyelamatkan Diri dari Kuchisake-onna?

 

Meski terdengar seperti cerita dongeng, legenda ini begitu kuat hingga masyarakat Jepang menciptakan berbagai cara untuk “menangkal” atau melarikan diri dari Kuchisake-onna:

 

  • Memberi jawaban ambigu, seperti “biasa saja” atau “lumayan”, dipercaya dapat membuatnya bingung dan memberi waktu untuk kabur.

  • Melempar permen karamel, terutama permen keras, konon dapat mengalihkan perhatiannya karena ia sangat menyukai permen.

  • Memakai simbol pelindung spiritual, seperti jimat Shinto atau mantra Budha, juga dianggap bisa membantu menangkal gangguan makhluk halus seperti Kuchisake-onna.

 

Fenomena Sosial dan Ketakutan Massal

 

Pada akhir 1970-an, legenda ini bahkan menyebabkan kepanikan nyata di Jepang. Banyak sekolah mengatur waktu pulang lebih awal dan anak-anak diantar pulang oleh guru atau orang tua karena takut bertemu Kuchisake-onna. Beberapa laporan menyebutkan ada saksi mata yang benar-benar melihat wanita misterius berpenampilan aneh yang mendekati anak-anak.

 

Walau belum pernah terbukti secara ilmiah, legenda ini menjadi bagian dari fenomena sosial yang menunjukkan bagaimana cerita rakyat bisa berdampak nyata pada perilaku masyarakat.

 

Kuchisake-onna dalam Budaya Populer

 

Kuchisake-onna telah menjadi inspirasi bagi banyak karya horor Jepang. Ia muncul dalam film seperti Carved: The Slit-Mouthed Woman (2007), manga horor, hingga anime dan game. Sosoknya juga sering disandingkan dengan urban legend menyeramkan lainnya seperti Sadako (The Ring) atau Kayako (Ju-On).

Antara Mitos, Psikologi, dan Warisan Budaya

 

Urban legend Kuchisake-onna bukan sekadar kisah horor pengantar tidur. Ia mencerminkan sisi gelap masyarakat—tentang obsesi pada kecantikan, kekerasan dalam rumah tangga, hingga dampak trauma psikologis. Cerita ini terus bertahan karena mampu menyentuh ketakutan terdalam manusia: tentang penampilan, penolakan, dan kematian.

 

Meski hanya legenda, kisah Kuchisake-onna mengingatkan kita bahwa ketakutan bisa menjelma nyata, bahkan hanya melalui cerita yang disebarkan dari mulut ke mulut.