Dinkes Kota Tangerang Pastikan Keamanan Pangan dalam Program Makan Bergizi Gratis
- ANTARA
Tangerang – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melakukan langkah proaktif dalam menjaga mutu dan keamanan makanan pada Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Melalui Tim Kesehatan Lingkungan (Kesling), Dinkes menggelar inspeksi langsung ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna memastikan makanan yang disediakan layak konsumsi, khususnya bagi anak-anak penerima manfaat.
Menurut Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, inspeksi ini mencakup berbagai aspek penting. “Tim memeriksa kebersihan dapur, kualitas air bersih, sanitasi lingkungan, hingga sistem pengelolaan limbah. Semua ditinjau agar makanan yang disajikan tetap aman dan higienis,” jelasnya, Selasa (5/8), di Tangerang.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui makanan serta menjaga standar gizi yang layak bagi masyarakat.
“Ini adalah upaya berkelanjutan kami untuk memastikan bahwa setiap porsi makanan yang dikonsumsi benar-benar berkualitas dan tidak membahayakan kesehatan,” tegas dr. Dini.
SPPG Jatake: Model Kolaborasi Gizi dan Pengelolaan Sampah
Di sisi lain, SPPG Jatake di kawasan Jatiuwung juga menjadi sorotan karena keberhasilannya mengintegrasikan pelayanan gizi dengan pengelolaan sampah berbasis kawasan. Dalam kunjungan kerja terbaru, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menyampaikan apresiasi atas sistem yang diterapkan.
Fasilitas seluas 2.000 meter persegi ini mampu mengelola 10–15 ton sampah setiap harinya. Melalui teknologi sederhana seperti komposting, bank sampah, dan RDF skala kecil, SPPG Jatake berhasil mengurangi volume sampah menuju TPA hingga lebih dari 30 persen.
Menurut Menteri Hanif, keberhasilan Program MBG tak hanya dinilai dari kualitas gizi saja, namun juga dari aspek keberlanjutan lingkungan. “Ketersediaan makanan sehat tak bisa dipisahkan dari lingkungan yang bersih, air yang aman, serta udara yang bebas pencemar. Program MBG adalah bentuk investasi jangka panjang bagi bangsa,” jelasnya.
Menuju MBG yang Ramah Lingkungan dan Bebas Sampah
Menteri Hanif juga menegaskan pentingnya pengurangan sampah makanan (food waste) dalam pelaksanaan MBG. Ia mendorong penggunaan wadah yang bisa dipakai ulang untuk mengurangi kemasan sekali pakai, sekaligus mengedukasi masyarakat agar mengonsumsi makanan secara bijak dan tidak menyisakan.
Hal ini juga menjadi bagian dari upaya nasional untuk mencapai target 100 persen pengelolaan sampah pada 2029, sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).