Psikologi Konsumen: Mengapa Orang Membeli Barang yang Sebenarnya Tidak Dibutuhkan?
- Freepik
Tangerang – Fenomena membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan sudah sangat umum di masyarakat modern. Mulai dari diskon besar-besaran di e-commerce, promosi "beli 1 gratis 1", hingga tren belanja impulsif saat ada produk viral, semua itu seringkali membuat orang mengeluarkan uang tanpa benar-benar memikirkannya. Dalam dunia bisnis, hal ini dikenal sebagai psikologi konsumen, yaitu bagaimana emosi, persepsi, dan pola pikir seseorang memengaruhi keputusan belanja mereka.
1. Efek Emosional Lebih Dominan dari Rasional
Salah satu alasan utama orang membeli barang yang tidak mereka butuhkan adalah faktor emosi. Misalnya, ketika seseorang sedang merasa sedih, stres, atau bahkan bahagia, belanja bisa menjadi bentuk pelampiasan. Proses ini dikenal dengan istilah retail therapy. Meski barang yang dibeli tidak terlalu penting, aktivitas belanja memberikan rasa puas sementara yang menenangkan pikiran.
2. Pengaruh Branding dan Iklan
Psikologi konsumen juga erat kaitannya dengan branding dan iklan. Perusahaan besar menginvestasikan banyak uang untuk menciptakan citra produk yang menarik secara emosional. Contohnya, membeli sepatu tertentu bukan hanya soal fungsi, tetapi juga karena ingin terlihat lebih trendi atau merasa bagian dari komunitas tertentu. Iklan yang membangkitkan perasaan bangga, percaya diri, atau keren mampu memengaruhi konsumen untuk membeli tanpa berpikir panjang.
3. Fear of Missing Out (FOMO)
Rasa takut ketinggalan atau FOMO adalah faktor lain yang membuat orang membeli barang yang sebenarnya tidak mereka perlukan. Ketika ada tren viral, promosi terbatas, atau flash sale, konsumen sering merasa harus segera ikut agar tidak menyesal. Padahal, barang tersebut mungkin tidak terlalu berguna. Perusahaan sering memanfaatkan strategi ini untuk meningkatkan penjualan.