Stop Merasa Gagal! Begini Cara Berdamai dengan Parenting Guilt

Orang Tua dan Anak
Sumber :

Tangerang – Setiap orang tua pasti pernah merasa bersalah pada anaknya, entah karena merasa kurang hadir, sering marah-marah, atau tidak bisa memberikan yang terbaik. Perasaan ini sering disebut parenting guilt, yaitu rasa bersalah berlebih yang muncul karena merasa gagal sebagai orang tua.

Pentingnya Mengajarkan Penolakan Halus pada Anak

Parenting guilt sebenarnya wajar. Ini tanda bahwa kamu peduli dan ingin menjadi orang tua yang lebih baik. Tapi jika berlebihan, rasa bersalah justru membuat kamu stres, cemas, dan malah sulit menjalankan peran dengan nyaman. Lalu, bagaimana cara berdamai dengan rasa bersalah ini? Simak tipsnya!

Kenapa Parenting Guilt Muncul?

Sebelum mengatasinya, penting memahami penyebabnya. Parenting guilt bisa muncul karena banyak hal, misalnya:

Ide Family Date Hemat Tapi Berkesan: Keluarga Hangat Tak Harus Mahal

Membandingkan diri dengan orang tua lain.
Melihat kehidupan parenting di media sosial sering memicu rasa tidak cukup baik.

Pola asuh masa kecil.
Orang tua yang dibesarkan dengan tuntutan tinggi cenderung lebih keras pada diri sendiri.

Bahaya Sibling Rivalry Jika Dibiarkan Terus-Menerus

Kesalahan kecil yang dibesar-besarkan.
Misalnya, pernah memarahi anak, lalu terus merasa bersalah berhari-hari.

Ekspektasi yang tidak realistis.
Ingin selalu sabar, rumah rapi, anak nurut — padahal realita tidak sesempurna itu.

Dampak Buruk Parenting Guilt

Kalau dibiarkan, parenting guilt bisa membuat orang tua kehilangan kepercayaan diri, mudah stres, bahkan memicu burnout. Parahnya, rasa bersalah berlebihan justru membuat kamu jadi orang tua yang overprotective atau sebaliknya, terlalu permisif.

Cara Berdamai dengan Parenting Guilt

Tenang, ada cara sederhana untuk mengelola rasa bersalah ini. Coba praktikkan beberapa langkah berikut:

1. Akui dan Terima Rasa Bersalah

Langkah pertama adalah mengakui emosi itu. Wajar kok merasa menyesal kalau pernah memarahi anak. Tapi, jangan tenggelam terlalu lama. Maafkan dirimu sendiri karena tidak ada orang tua yang sempurna.

2. Evaluasi, Bukan Menghukum Diri Sendiri

Alih-alih terus menyesal, jadikan momen itu pelajaran. Tanya pada diri sendiri: Apa yang bisa aku lakukan lebih baik? Kalau kamu marah karena lelah, mungkin kamu butuh me time untuk mengisi energi.

3. Batasi Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Scroll medsos bisa memicu parenting guilt. Ingat, postingan di Instagram hanya menampilkan sisi terbaik. Kamu tidak tahu perjuangan orang lain di balik foto aesthetic itu.

4. Komunikasi dengan Anak

Kalau merasa bersalah pada anak, cobalah bicara dari hati ke hati. Minta maaf kalau perlu. Anak justru belajar bahwa orang tua juga manusia yang bisa salah, dan minta maaf adalah hal baik.

5. Fokus pada Hubungan, Bukan Kesempurnaan

Anak-anak tidak butuh orang tua yang sempurna. Mereka butuh orang tua yang mau hadir sepenuh hati. Prioritaskan ikatan emosional, quality time, dan kasih sayang tulus.

6. Bangun Support System

Cerita ke pasangan, sahabat, atau komunitas parenting. Kadang, sekadar didengar bisa meringankan beban di hati. Jangan sungkan minta bantuan kalau merasa kewalahan.

Parenting guilt wajar, tandanya kamu peduli. Tapi jangan biarkan rasa bersalah menggerogoti kebahagiaanmu. Terima bahwa menjadi orang tua adalah proses belajar seumur hidup. Yang terpenting, kamu selalu berusaha hadir dan mencintai anak dengan sepenuh hati.

Semoga tips sederhana ini bisa membantumu berdamai dengan parenting guilt. Kamu tidak sendiri — kita semua sama-sama belajar menjadi orang tua terbaik versi diri kita sendiri.