Cara Menghadapi Komentar Toxic Parenting dari Keluarga Besar

Orang Tua dan Anak
Sumber :

Tangerang – Menjadi orang tua di zaman sekarang tak lepas dari banyaknya masukan, saran, bahkan komentar pedas. Lucunya, komentar yang bikin mental down justru sering datang dari orang terdekat — salah satunya keluarga besar. Komentar toxic parenting bisa berupa nyinyiran, perbandingan anak, atau kritik pola asuh yang sering tidak diminta.

Pentingnya Mengajarkan Penolakan Halus pada Anak

Contohnya: “Anaknya kok kurus banget? Kurang makan, ya?” atau “Dulu saya nggak manja kayak gitu, anakmu pasti manja nanti!” Meski kadang diucapkan dengan niat “baik”, komentar seperti ini bisa melukai perasaan orang tua, membuat ragu dengan pola asuh sendiri, bahkan memicu konflik.

Lantas, bagaimana cara menghadapi komentar toxic parenting dari keluarga besar dengan tetap menjaga hubungan baik? Simak tipsnya berikut ini!


Kenali Bentuk Komentar Toxic Parenting

  • Sebelum belajar merespon, penting untuk mengenali bentuk komentar toxic, seperti:
  • Meremehkan keputusan pola asuhmu (“Ah, nggak usah repot-repot bikin MPASI sendiri, beli aja!”)
  • Membandingkan anakmu dengan anak lain (“Sepupunya umur segitu udah bisa jalan, kok anakmu belum?”)
  • Menyalahkan orang tua saat anak sakit atau rewel (“Makanya anaknya dijaga, jangan main gadget terus!”)
  • Kritik yang menjatuhkan harga diri (“Kamu aja yang malas urus anak!”)

Dampak Jika Dibiarkan

Ide Family Date Hemat Tapi Berkesan: Keluarga Hangat Tak Harus Mahal

Kalau kamu terlalu sering mendengar komentar toxic dan memendamnya, lama-lama bisa timbul:

  • Rasa minder pada pola asuh sendiri.

  • Bahaya Sibling Rivalry Jika Dibiarkan Terus-Menerus

    Stres dan overthinking.

  • Hubungan dengan keluarga besar jadi renggang.

  • Anak bisa merasa tidak dihargai karena sering dibanding-bandingkan.

Jangan biarkan ini berlarut. Kamu punya hak menjaga batasan!


Cara Bijak Menghadapi Komentar Toxic dari Keluarga Besar

Berikut beberapa cara yang bisa kamu coba:


1. Tarik Napas, Jangan Langsung Emosi

Komentar menyakitkan memang bikin panas. Tapi membalas dengan nada tinggi bisa memperkeruh suasana. Tarik napas, hitung sampai sepuluh, lalu respon dengan kepala dingin.


2. Tegas, Tapi Tetap Sopan

Kalau komentar toxic sudah kebablasan, kamu berhak membuat batasan. Contoh:
“Terima kasih masukannya, tapi kami sudah punya cara sendiri yang kami rasa terbaik untuk anak kami.”

Kalimat sederhana tapi tegas menunjukkan kamu tidak mau diatur-atur.


3. Alihkan atau Batasi Topik Obrolan

Kalau si pemberi komentar toxic terus mengulang hal sama, cobalah alihkan pembicaraan ke topik lain. Kalau tidak mempan, kamu bisa menjaga jarak saat bertemu. Tidak semua orang harus diberi ruang untuk mencampuri urusanmu.


4. Diskusi dengan Pasangan

Jangan menanggung beban sendiri. Diskusikan dengan pasangan agar kalian satu suara. Kompak saat harus menegur keluarga besar akan lebih efektif daripada kamu melawan sendirian.


5. Fokus pada Anak, Bukan Omongan Orang

Ingat, yang menjalani pola asuh adalah kamu, bukan orang lain. Selama kamu dan pasangan merasa nyaman dan anak tumbuh dengan sehat dan bahagia, komentar toxic orang lain tidak layak mengganggu pikiranmu.


6. Perkuat Diri dengan Ilmu Parenting

Kadang komentar toxic muncul karena orang tua baru terlihat ragu. Dengan belajar parenting, kamu jadi lebih percaya diri menjelaskan keputusanmu — bahkan punya data atau rujukan yang valid.


Komentar toxic parenting dari keluarga besar memang bikin hati panas. Tapi kamu tetap bisa menjaga hubungan dengan bersikap tegas, sopan, dan tahu batasan. Yang terpenting, tetap fokus pada kebutuhan anak dan keluarga inti. Tidak semua orang harus sepakat dengan cara kita mendidik anak — dan itu tidak masalah.