Pentingnya Pemanasan dan Pahami Kondisi Tubuh, Ini Tips Dokter Agar Nyaman Berolahraga Padel

Ilustrasi Padel
Sumber :
  • pixabay

Tangerang – Padel, olahraga raket yang merupakan kombinasi tenis dan squash, kini menjadi tren yang digandrungi berbagai kalangan di Indonesia, terutama di berbagai kota-kota besar. Lapangan padel semakin menjamur, menarik minat banyak orang untuk mencoba sensasi bermain di balik dinding kaca.

Kemenag Siapkan Beasiswa S2 dan S3 Dalam & Luar Negeri: Ini Peluang Bagi Dosen dan Pegawai

Aktivitas fisik kini tidak lagi dipandang sekadar kebutuhan tubuh, tetapi juga sebagai bagian integral dari pemeliharaan kesehatan mental.

Popularitas padel memang tak terbantahkan. Permainan yang dinamis, interaktif, dan mudah dipelajari ini membuat banyak orang ketagihan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Terpopuler: Kronologi Bocah 5 Tahun Tewas Tenggelam, Daftar Mobil Baru di GIIAS 2025, dan Ramalan Shio

Namun, di balik keseruannya, para pegiat padel wajib tahu: olahraga ini rentan menyebabkan cedera jika tidak diimbangi dengan persiapan yang matang, terutama pemanasan.

Zodiak Kamu Menentukan Tipe Toxic Trait Gaya Hidup Kamu, Berani Baca?

Sifat permainan padel yang mengandalkan gerakan eksplosif, perubahan arah mendadak, lompatan, serta rotasi tubuh yang cepat menjadi pedang bermata dua, menjadikan gerakan-gerakan inilah yang berpotensi besar menyebabkan cedera jika otot dan sendi belum siap.

Melihat potensi cedera yang ada, melakukan pemanasan sebelum bermain padel bukanlah sekadar rekomendasi, melainkan keharusan.

Pemanasan berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh, melancarkan aliran darah ke otot, dan mempersiapkan sendi serta ligamen untuk aktivitas fisik yang intens.

Pentingnya pemanasan sebelum melaksanakan pemanasan padel disampaikan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Subspesialis Ortopedi Tulang Belakang dr. Andra Hendrianto, Sp.OT(K) di sela paparan Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 di Jakarta pada Jumat 18 Juli 2025 lalu.

Menurut dokter Andra, Padel itu kan butuh refleks cepat, sering putar badan, lari sprint pendek, dan melompat. Kalau tubuh belum panas, otot-otot masih kaku, risiko cedera otot, ligamen, atau sendi itu tinggi sekali.

Melihat potensi cedera yang ada, melakukan pemanasan sebelum bermain padel bukanlah sekadar rekomendasi, melainkan keharusan.

Pemanasan berfungsi untuk meningkatkan suhu tubuh, melancarkan aliran darah ke otot, dan mempersiapkan sendi serta ligamen untuk aktivitas fisik yang intens.

Dokter Andra juga menekankan setidaknya luangkan waktu 10-15 menit untuk pemanasan sebelum masuk lapangan. Jangan langsung main, tubuh kita bukan mesin yang bisa langsung tancap gas.

Selain itu, melakukan pendinginan yang cukup serta istirahat yang cukup akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih sebelum memulai olahraga berikutnya. Ketika beristirahat, masyarakat perlu mendapatkan nutrisi dan tidur yang cukup.

"Jangan begadang, kita harus tahu batasan-batasan kita," ujarnya.

 

Menurutnya. kunci olahraga padel supaya terhindar dari cedera adalah pemanasan, pendinginan, dan istirahat yang cukup.

Dokter Andra Hendrianto merupakan Chairman of Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 yang menjadi forum akbar rutin para dokter ortopedi yang kerap diselenggarakan.

Forum OCM 2025 itu berupaya menghadirkan pendekatan kolaboratif dalam menghadapi tantangan deformitas tulang dan sendi, perawatan trauma, serta intervensi nyeri.

 

Dengan fokus pada peningkatan hasil klinis dan kualitas hidup pasien. Dia menjelaskan banyak masyarakat Indonesia yang mengalami atau mempunyai kelainan bentuk. Baik itu tulang maupun tulang belakang, tulang lengan atas maupun di paha dan kaki.

 

"Jadi, tujuan dari acara ini adalah kita ingin menyatukan sumber daya untuk menangani masalah tersebut," kata dia.

 

Tahun ini penyelenggara mengambil tema Transforming Deformities: Collaborative Strategies for Better Outcomes. Forum yang diselenggarakan di Jakarta pada 16-19 Juli itu, diikuti tiga asosiasi ortopedi di Indonesia.

Ketiganya adalah Perhimpunan Dokter Bedah Tulang Belakang Indonesia (IOSSA), Perhimpunan Trauma Ortopedi Indonesia (IOTS) dan Perhimpunan Intervensi Nyeri Ortopedi Indonesia (IOPIS).