Ketindihan saat Tidur bukan Ulah Makhluk Halus. Ini Faktanya!

Ilustrasi ketindihan
Sumber :
  • iStock

Tangerang – Selama ini orang sering menyebut ketindihan saat tidur karena terkena gangguan makhluk halus. Padalah kondisi ini disebut dengan kelumpuhan tidur atau bahasa ilmiahnya sleep paralysisMenurut American Academy of Sleep Medicine, penderita ketindihan biasanya mengalami kondisi ini untuk pertama kalinya di usia 14 sampai 17 tahun.

Kalau Zodiak Jadi Karakter di Film Indie, Siapa yang Paling Ngenes Ending-nya?

Episode gejala ketindihan ini dapat terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lain yang dikenal sebagai narkolepsiNarkolepsi merupakan gangguan tidur kronis yang menyebabkan rasa kantuk luar biasa dan ‘serangan tidur’ mendadak sepanjang hari. Namun, banyak orang yang tidak menderita narkolepsi masih bisa mengalami ketindihan.

Walaupun ketindihan tidak mengkhawatirkan bagi sebagian orang, namun ada baiknya mengenal gejala dan penyebabnya berikut ini sehingga dapat memberikan ketenangan pikiran :

Begini Cara Jual Minyak Jelantah Melalui Aplikasi MyPertamina

Gejala

1. Tubuh terasa tertekan 

Iran Kirim Laporan ke PBB: Serangan Israel Tewaskan 1.100 Warga Sipil, Banyak Anak dan Perempuan Jadi Korban

Kejadian ketindihan ini dapat berlangsung selama beberapa detik hingga sekitar 2 menit. Biasanya terjadi seolah-olah ada sesuatu yang menekan tubuh. Bisa juga merasa takut atau pengalaman hipnagogik dan hipnopompik (HHE), yang digambarkan sebagai halusinasi selama, sebelum, atau setelah tidur.

2. Sulit bernafas

Gejala lain mungkin termasuk sulit bernafas, merasa seolah-olah akan mati, berkeringat, nyeri otot, sakit kepala, atau paranoia. Episode ketindihan biasanya berakhir dengan sendirinya, atau ketika orang lain menyentuh atau membangunkan.

3. Berhalusinasi

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa orang mengalami halusinasi seperti mimpi yang dapat menyebabkan ketakutan atau kecemasan, tetapi halusinasi ini tidak berbahaya.

Penyebab

1. Gangguan kesehatan mental

Anak-anak dan orang dewasa dari segala usia dapat mengalami ketindihan. Namun, kelompok tertentu memiliki risiko lebih tinggi. Mengutip dari laman healthline, kelompok yang berisiko tinggi termasuk orang dengan kondisi insomnia, narkolepsi, kecemasan, depresi mayor, gangguan bipolar dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

2. Jadwal tidur berantakan

Gangguan tidur seperti sleep apnea, serta memiliki jadwal tidur yang terganggu sering mengalami ketindihan . Contohnya pekerja yang jadwal tidurnya terganggu seperti pekerja shift malam atau seseorang yang terkena jet lag.