Iran Kirim Laporan ke PBB: Serangan Israel Tewaskan 1.100 Warga Sipil, Banyak Anak dan Perempuan Jadi Korban
- ANTARA
Tangerang – Perwakilan Tetap Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru-baru ini mengajukan laporan resmi ke Dewan Keamanan PBB yang mengungkap rincian kejahatan yang dilakukan oleh Israel selama serangan militer terhadap Iran pada bulan Juni lalu. Surat tersebut dialamatkan kepada Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dan Presiden Dewan Keamanan saat ini, Asim Iftikhar Ahmad.
Dalam dokumen tersebut, Iran menegaskan bahwa serangan Israel telah melanggar hukum internasional dan menyebabkan penderitaan luar biasa bagi warga sipil. Selama 12 hari agresi, tercatat sebanyak 1.100 warga sipil tewas, termasuk 132 perempuan dan 45 anak-anak.
Laporan Iran juga menggarisbawahi bahwa infrastruktur penting dan sipil seperti rumah sakit, media, fasilitas pendidikan, serta situs nuklir damai menjadi sasaran utama serangan. Di antara target yang dihancurkan termasuk Rumah Sakit Anak Hakim, taman kanak-kanak, taman umum, dan bahkan ambulans.
Laporan itu tidak hanya memuat angka korban, tetapi juga menyertakan data pribadi dari para korban yang meninggal, seperti siswa sekolah dasar hingga keluarga yang kehilangan seluruh anggotanya. Salah satu insiden paling tragis terjadi saat serangan udara menghantam Rumah Sakit Anak, yang menyebabkan tewasnya pasien anak-anak dan tenaga medis.
Iran menuding bahwa agresi militer Israel dilakukan dengan dukungan signifikan dari Amerika Serikat dan sejumlah negara Barat — baik dalam bentuk militer, intelijen, maupun politik. Hal ini, menurut Iran, memperparah krisis dan memperkuat ketimpangan keadilan di dunia internasional.
Dalam surat tersebut, Iran menekankan pentingnya peran Dewan Keamanan PBB untuk bertindak. Negara itu menyerukan agar pelaku agresi dimintai pertanggungjawaban dan tidak lagi mendapat impunitas dari komunitas internasional.
Surat itu juga disampaikan ke perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Anak dan Konflik Bersenjata serta UNICEF, sebagai bentuk keprihatinan terhadap meningkatnya korban anak-anak dalam konflik bersenjata.