Toxic Positivity dalam Parenting: Ketika Terlalu Optimis Justru Merusak Emosi Anak
Rabu, 23 Juli 2025 - 21:05 WIB
Sumber :
- VIVA
-
Ajak anak mengenali perasaannya: Gunakan kalimat seperti “Kamu sedang sedih, ya? Mau cerita ke Ibu?”
Tawarkan dukungan, bukan tekanan: “Kalau kamu butuh waktu sendiri atau mau dipeluk, Ibu ada di sini.”
- Baca Juga :Kalau Zodiak Jadi Konten Kreator, Siapa yang Cuan dari Podcast, Siapa yang Viral karena Skandal?
Arahkan tanpa memaksa: Setelah validasi, bantu anak melihat sisi baik tanpa mengabaikan perasaan: “Memang menyakitkan kalah, tapi kamu sudah berani mencoba. Itu hebat.”
Menjadi orang tua yang positif bukan berarti menolak semua bentuk kesedihan atau kemarahan anak. Justru dengan memberi ruang untuk semua emosi, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional dan mampu menghadapi hidup dengan cara yang seimbang. Jadi, yuk mulai belajar membedakan antara motivasi sehat dan toxic positivity dalam pola asuh kita!