Dokter: Stimulasi Sensorik Anak Bisa Dilakukan di Rumah dengan Bahan Sederhana

Ilustrasi anak bermain tepung (freepik.com)
Sumber :
  • Freepik

Tangerang – Stimulasi sensorik menjadi aspek penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, terutama dalam hal kognitif, emosional, serta kemampuan interaksi sosial. Menurut dr. Shofa Nisrina Luthfiyani, Sp.A, dokter spesialis anak dari RS Universitas Indonesia (RS UI), stimulasi sensorik dapat diberikan sejak usia lima bulan tanpa memerlukan mainan mahal atau alat khusus.

Peran Musik dalam Tumbuh Kembang Anak, Ini Kata Psikolog UI

Orang tua cukup memanfaatkan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di rumah. “Melatih sensorik anak tidak harus dengan mainan mahal. Kita bisa menggunakan benda sehari-hari yang aman dan beragam teksturnya untuk menstimulasi pancaindra anak,” jelas dr. Shofa dalam diskusi daring, Rabu.

Stimulasi sensorik sendiri merupakan metode untuk merangsang indera anak—mulai dari penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan, hingga peraba—agar anak mampu mengenali dan memahami lingkungannya dengan lebih baik.

Remaja Rentan Alami Saraf Terjepit Akibat Kebiasaan Duduk Lama, Ini Kata Dokte

Contoh aktivitas yang bisa dilakukan di rumah yaitu mencampurkan air dan tepung untuk menciptakan tekstur lembut yang bisa dikenalkan pada bayi. Biarkan anak menyentuh campuran tersebut agar ia terbiasa merasakan berbagai sensasi melalui kulitnya. Sementara untuk tekstur kasar, orang tua bisa menggunakan beras atau kacang hijau yang dimasukkan ke dalam plastik zip lock agar anak bisa menggenggam dan merasakan permukaannya.

“Tidak semua mainan sensorik harus dibeli. Yang penting adalah keamanannya, dan orang tua tetap mengawasi selama kegiatan berlangsung,” imbuh dr. Shofa.

Fenomena Kidulting: Tren Orang Dewasa Koleksi Mainan dan Nostalgia Masa Kecil

Stimulasi sensorik yang diberikan secara rutin dan sesuai usia dapat membantu menghindari risiko gangguan tumbuh kembang. Gangguan ini, jika tidak ditangani sejak dini, dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan. Data dari WHO tahun 2020 menunjukkan bahwa sekitar 7,51% anak Indonesia di bawah lima tahun mengalami gangguan tumbuh kembang.

Melalui stimulasi sederhana di rumah, orang tua dapat berperan aktif dalam memastikan anak tumbuh secara optimal. Yang terpenting, kegiatan ini harus menyenangkan, aman, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Misalnya, anak usia 6 bulan mulai belajar makan makanan padat, sehingga stimulasi tekstur makanan pun menjadi bagian dari proses pengenalan sensorik yang efektif.

Halaman Selanjutnya
img_title