Bahaya Makanan Tidak Higienis: Dari Gangguan Lambung hingga Risiko Serius

Ilustrasi makan
Sumber :
  • Freepik

VIVA Tangerang – Konsultan Bedah Umum dan Gastroenterologi Rumah Sakit Apollo Spectra, Kanpur, India, dr. Saad Anwar, mengingatkan bahwa pengolahan makanan yang tidak higienis serta sanitasi buruk dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan.

Rekomendasi Makanan Sehat yang Wajib Dikonsumsi Sebelum Lari Menurut Pakar

Menurutnya, makanan dan air yang tercemar menjadi sarang berkembang biaknya bakteri, virus, hingga parasit berbahaya. Dampaknya tidak hanya sebatas ketidaknyamanan pada lambung, tetapi juga dapat berujung pada kondisi yang mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Infeksi Akibat Makanan dan Air Tercemar

Dr. Saad menjelaskan, anak-anak dengan daya tahan tubuh lemah adalah kelompok paling rentan terkena infeksi dari makanan dan minuman yang tidak bersih. Beberapa penyakit yang dapat timbul antara lain:

  • Tips Atasi Rambut Kering dan Mudah Patah dengan Perawatan Alami

    Diare Parah
    Disebabkan oleh bakteri seperti E.coli, Salmonella, dan Shigella, infeksi ini memicu muntah, kram perut, demam, hingga komplikasi serius jika bakteri masuk ke aliran darah.

  • Gastroenteritis Virus (Flu Perut)
    Virus seperti Norovirus dan Rotavirus mudah menyebar lewat makanan atau air kotor. Gejalanya meliputi mual, diare encer, dan dehidrasi, terutama berbahaya bagi anak kecil.

  • 5 Penyebab Rambut Rontok Tak Kunjung Sembuh yang Sering Diabaikan

    Infeksi Parasit
    Parasit seperti Giardia dan Entamoeba histolytica bisa menyebabkan diare berkepanjangan, kembung, kelelahan, dan bahkan malnutrisi bila tidak ditangani dengan cepat.

  • Keracunan Makanan
    Makanan yang tidak disimpan dengan benar dapat menghasilkan racun dari mikroba. Gejalanya berupa kembung, diare, kelelahan, hingga risiko kekurangan gizi.

Dampak Jangka Panjang bagi Kesehatan Usus

Paparan berulang terhadap makanan dan air terkontaminasi bukan hanya menyebabkan infeksi akut. Dalam jangka panjang, kondisi ini bisa melemahkan lapisan usus, menghambat penyerapan nutrisi, dan meningkatkan risiko sindrom iritasi usus besar atau gangguan pencernaan kronis lainnya.