Gaya Hidup Sehat Bantu Cegah Alzheimer dan Demensia, Ini Penjelasan Studi Finlandia
- Freepik
Tangerang – Alzheimer dan demensia merupakan dua penyakit yang berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya serta keluarga. Gangguan ini tidak hanya menimbulkan beban emosional, tetapi juga beban sosial dan ekonomi yang signifikan.
Menurut laporan Eatingwell, penurunan daya ingat pada usia lanjut dapat dipicu oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, strategi penanganannya harus menyasar beberapa aspek sekaligus, bukan hanya bergantung pada obat-obatan semata. Meskipun ada perkembangan dalam pengobatan Alzheimer tahap awal, pendekatan preventif tetap penting.
Sebuah studi besar bernama FINGER (Finnish Geriatric Intervention Study to Prevent Cognitive Impairment and Disability) menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup dapat memperbaiki fungsi kognitif pada lansia yang berisiko tinggi terkena demensia. Penelitian ini melibatkan peserta berusia 60 hingga 79 tahun yang belum mengalami gangguan memori, namun memiliki faktor risiko demensia.
Peserta dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama mengikuti program intensif yang melibatkan aktivitas fisik, pelatihan mental, perubahan pola makan, interaksi sosial, dan pemantauan kesehatan secara teratur. Mereka mendapat bimbingan profesional, mengikuti latihan fisik 30-35 menit hingga empat kali seminggu, serta pelatihan kognitif berbasis komputer. Pola makan mereka difokuskan pada konsumsi makanan sehat seperti sayuran hijau, ikan, kacang-kacangan, beri, dan minyak zaitun, sambil membatasi gula dan lemak jenuh.
Sebaliknya, kelompok kedua menjalani program yang lebih fleksibel dan mandiri. Mereka tetap memiliki akses ke informasi tentang pola hidup sehat, olahraga, dan kesehatan otak, namun pelaksanaan programnya tidak seintensif kelompok pertama. Mereka hanya diperiksa kesehatannya setahun sekali, tanpa pendampingan rutin dari profesional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok mengalami peningkatan fungsi otak secara keseluruhan. Namun, kelompok yang mendapat pendampingan intensif menunjukkan peningkatan yang lebih signifikan dalam hal perencanaan, penyelesaian masalah, dan kemampuan melakukan beberapa tugas sekaligus (multitasking). Untuk kecepatan berpikir dan daya ingat terhadap peristiwa tertentu, perbedaan antara kedua kelompok tidak terlalu mencolok.
Penemuan ini menggarisbawahi pentingnya perubahan gaya hidup dalam menjaga kesehatan otak dan mencegah penurunan fungsi kognitif pada usia lanjut. Kombinasi antara olahraga teratur, pola makan yang menyehatkan otak, stimulasi mental, serta interaksi sosial terbukti memberikan dampak nyata, terutama bagi individu yang rentan terhadap penyakit Alzheimer dan demensia.