Tips Ahli Atasi Kecemasan saat Naik Pesawat, Terbang Jadi Lebih Nyaman

Menurut Tom Bunn, mantan kapten maskapai penerbangan sekaligus terapis fobia terbang, rasa takut ini sering dipicu oleh perasaan tidak berdaya, terutama saat lepas landas, mendarat, atau mengalami guncangan hebat di udara. Hal ini juga diperkuat oleh penjelasan terapis asal New York, Prerna Menon, yang menyebut momen-momen tersebut dapat mengaktifkan respons “fight or flight” sehingga penumpang merasa terjebak di kursi tanpa bisa mengurangi kecemasan.

Bagi penumpang yang mudah cemas, memilih kursi di bagian depan atau di atas sayap bisa membantu mengurangi ketakutan. Pelatih kecemasan Paul Tizzard juga menyarankan duduk di tengah pesawat untuk merasakan guncangan yang lebih minim. Bunn menegaskan bahwa aerophobia tidak dapat diatasi dengan memaksa terbang terus-menerus. Sebaliknya, terapi bertahap dengan membagi proses penerbangan menjadi bagian kecil—seperti hanya mengamati pesawat lepas landas atau berjalan di terminal—bisa lebih efektif.

Menon merekomendasikan paparan visual yang netral, seperti melihat foto pesawat, dibandingkan video yang memicu kecemasan di media sosial. Jika rasa takut sangat parah, kunjungan ke bandara bersama orang terdekat dapat membantu mengurangi ketegangan. Teknik grounding 5-4-3-2-1 yang melibatkan semua indra (melihat, menyentuh, mendengar, mencium, dan merasakan) serta aktivitas taktil seperti merajut atau menggambar juga efektif untuk menenangkan diri.

Selain itu, pola pernapasan 4-7-8—menarik napas 4 detik, menahan 7 detik, dan menghembuskan 8 detik—dapat membantu menurunkan aktivitas sistem saraf. Disarankan untuk melakukan latihan ini beberapa kali sebelum dan selama penerbangan. Jika aerophobia muncul tiba-tiba di usia dewasa, penting untuk mengidentifikasi sumber stres lain dalam hidup yang memicu perasaan tak berdaya. Dengan strategi yang tepat, rasa takut terbang bisa diatasi sehingga perjalanan udara menjadi lebih nyaman dan aman.