Gen Alpha Terpapar Teknologi, Siapkah Orang Tua Hadapi Bahaya AI dan Media Sosial?
- VIVA
VIVA Tangerang – Generasi Alpha adalah sebutan untuk anak-anak yang lahir mulai tahun 2010 hingga sekitar 2025. Mereka tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat, terutama dengan hadirnya kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan media sosial. Kondisi ini membuat pola asuh yang diterapkan orang tua harus lebih adaptif, karena tantangan yang dihadapi berbeda jauh dibandingkan generasi sebelumnya.
Anak-anak Generasi Alpha sejak kecil sudah akrab dengan gadget, aplikasi digital, serta media sosial. Tidak sedikit yang lebih mahir menggunakan teknologi dibanding orang tuanya. Di satu sisi, hal ini memberi peluang besar bagi anak untuk berkembang lebih cepat, namun di sisi lain juga menimbulkan risiko jika tidak diarahkan dengan bijak.
Salah satu tantangan utama adalah paparan media sosial yang berlebihan. Anak-anak bisa dengan mudah mengakses konten yang belum sesuai usianya. Selain itu, media sosial juga berpengaruh pada kesehatan mental, mulai dari rasa cemas, rendah diri, hingga kecanduan validasi berupa “likes” dan komentar. Orang tua perlu memberikan batasan waktu penggunaan gadget sekaligus mengajarkan anak cara bersikap kritis terhadap informasi yang mereka terima.
Di era AI, tantangan lain adalah menghadapi perubahan pola belajar. Dengan adanya teknologi seperti chatbot, aplikasi belajar berbasis AI, hingga robot pintar, anak-anak bisa memperoleh jawaban secara instan. Namun, hal ini bisa mengurangi daya kritis dan kemampuan problem solving jika tidak diimbangi dengan bimbingan yang tepat. Orang tua dituntut untuk tetap mendorong anak berpikir mandiri, bukan hanya mengandalkan teknologi.
Selain itu, muncul fenomena digital parenting, yaitu cara orang tua mengasuh anak dengan memanfaatkan teknologi. Misalnya, menggunakan aplikasi parental control, memantau aktivitas online, hingga membuat kesepakatan digital dengan anak. Semua ini perlu dilakukan dengan komunikasi yang terbuka agar anak tidak merasa diawasi berlebihan, melainkan didukung untuk menggunakan teknologi dengan sehat.
Kesehatan fisik juga menjadi perhatian penting. Terlalu lama duduk di depan layar bisa menimbulkan masalah pada mata, postur tubuh, hingga berkurangnya aktivitas fisik. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tetap mendorong anak untuk aktif bergerak, bermain di luar ruangan, dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar.
Meski penuh tantangan, membesarkan Generasi Alpha juga membawa banyak peluang. Anak-anak yang lahir di era digital memiliki potensi besar untuk menjadi kreator, inovator, hingga pemimpin masa depan yang memahami teknologi. Dengan pola asuh yang tepat, mereka bisa memanfaatkan AI dan media sosial sebagai alat untuk belajar, berkarya, dan berkembang.