Mengasuh Anak Tanpa Perintah: Menerapkan Gaya Parenting Demokratis

Orang Tua dan Anak
Sumber :

  • Mengajarkan Anak Mengelola Emosi Sejak Dini: Strategi Sederhana tapi Ampuh

    Merasa tidak punya kendali atas hidupnya.

  • Tidak belajar mengambil inisiatif.

  • Pentingnya Rutinitas Malam untuk Anak: Bukan Sekadar Jam Tidur

    Suka memberontak diam-diam.

Dengan mengurangi pola perintah dan menggantinya dengan arahan dan diskusi, orang tua membantu anak memahami alasan di balik suatu aturan, bukan sekadar patuh.

Contoh Situasi Parenting Demokratis

  1. Kenapa Anak Perlu Merasakan Bosan? Ini Manfaatnya untuk Kreativitas

    Menentukan Menu Makan
    Daripada memaksa anak makan sayur tertentu, beri dua pilihan: “Mau brokoli atau bayam hari ini?” Anak tetap makan sayur, tapi merasa punya andil.

  2. Aturan Bermain Gadget
    Diskusikan batas waktu screen time. Tanyakan pendapat anak, lalu sepakati jamnya bersama.

  3. Konflik dengan Teman
    Alih-alih memarahi atau langsung menilai, ajak anak menceritakan versinya. Diskusikan bagaimana sebaiknya bersikap.

Tips Menerapkan Parenting Demokratis

  1. Biasakan Mendengar
    Jangan potong cerita anak meski terdengar sepele. Tahan keinginan langsung membetulkan atau menasehati.

  2. Gunakan Kalimat Afirmasi
    Ganti kalimat perintah keras dengan kalimat ajakan. Misalnya: “Sekarang waktunya membereskan mainan, yuk kita kerjakan bareng.”

  3. Berikan Pilihan
    Pilihan membuat anak merasa punya kontrol. Pilihannya tidak harus banyak, yang penting jelas.

  4. Tegas tetapi Fleksibel
    Demokratis bukan berarti semua keinginan anak diikuti. Orang tua tetap jadi penentu batas.

Manfaat Jangka Panjang Parenting Demokratis

Halaman Selanjutnya
img_title