Hindari Overstimulasi: Cara Tepat Mengatur Mainan dan Jadwal Anak
- Freepik
Tangerang – Sebagai orang tua, kita sering merasa harus menyediakan banyak mainan, kelas les, atau kegiatan agar anak berkembang optimal. Padahal, terlalu banyak rangsangan justru bisa memicu overstimulasi — kondisi di mana otak anak kewalahan memproses informasi. Hasilnya? Anak jadi rewel, sulit tidur, bahkan tantrum.
Yuk, pahami cara bijak mengatur mainan dan jadwal anak agar tumbuh fokus, tenang, dan bahagia.
Apa Itu Overstimulasi?
Overstimulasi terjadi ketika anak menerima terlalu banyak informasi visual, suara, atau aktivitas dalam waktu singkat. Otak balita yang masih berkembang jadi cepat lelah. Gejala overstimulasi bisa berupa:
- Anak tiba-tiba rewel tanpa sebab.
- Susah tidur atau mimpi buruk.
- Sulit fokus pada satu mainan.
- Mudah tantrum saat transisi aktivitas.
Kenapa Bisa Terjadi?
Seringkali orang tua tidak sadar overstimulasi terjadi karena:
- Terlalu banyak mainan di rumah tanpa disortir.
- Jadwal les atau playdate padat tanpa jeda istirahat.
- Terlalu sering menonton TV atau gawai dengan animasi cepat.
Cara Mengatur Mainan Agar Anak Tidak Cepat Bosan
ilustrasi anak dengan mainannya (freepik.com)
- Freepik
Berikut tips sederhana agar mainan mendukung perkembangan, bukan membuat anak kewalahan:
- Rotasi Mainan
Jangan keluarkan semua mainan sekaligus. Simpan sebagian, lalu ganti setiap 1–2 minggu agar anak tertarik kembali.
- Pilih Mainan Terbuka (Open-Ended)
Prioritaskan mainan yang bisa dimainkan berulang dengan berbagai cara, misalnya balok kayu, lego, atau boneka kain. Mainan ini merangsang kreativitas tanpa overstimulasi.
- Minimalis Lebih Baik
Daripada punya banyak mainan yang jarang dipakai, lebih baik punya sedikit tapi berkualitas. Anak justru bermain lebih lama saat pilihannya tidak membingungkan.
Cara Mengatur Jadwal Anak
- Sediakan Waktu Kosong
Jangan jadwal semua waktu anak dengan les, playdate, atau screen time. Anak butuh waktu bebas untuk bermain imajinatif.
- Perhatikan Pola Istirahat
Pastikan aktivitas tidak terlalu padat hingga mengganggu jam tidur siang dan malam.
- Amati Tanda Overstimulasi
Kalau anak mulai rewel, gelisah, atau mudah marah setelah aktivitas tertentu, evaluasi intensitasnya.
Bagaimana Kalau Sudah Terlanjur?
Jika anak tampak overstimulasi:
- Matikan suara TV, lampu, atau benda berisik.
- Ajak anak ke ruangan tenang dengan cahaya redup.
- Peluk anak dan ajak napas perlahan.
- Kurangi aktivitas seharian agar otak anak bisa ‘reset’.
Memberi stimulasi itu wajib, tapi secukupnya. Kuncinya adalah keseimbangan. Dengan mainan yang terorganisir, jadwal yang tidak padat, dan waktu tenang setiap hari, anak bisa tumbuh fokus, tenang, dan lebih bahagia.
Ingat, anak yang tidak overstimulasi justru lebih mudah belajar hal baru karena otaknya tidak kelelahan.