Terapi ‘Decluttering Sosial’: Membersihkan Lingkaran Pertemanan Toksik

Ilustrasi Pertemanan.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Di tengah maraknya tren decluttering barang di rumah demi hidup minimalis, pernahkah kamu berpikir untuk menerapkannya pada hubungan sosial?

Manfaat Buah Kiwi untuk Kesehatan dan Kecantikan yang Jarang Diketahui

Konsep decluttering sosial kini makin populer di kalangan anak muda yang mulai sadar bahwa beban hidup tidak hanya datang dari tumpukan barang, tetapi juga dari orang-orang di sekitar yang kerap menyedot energi secara berlebihan.

Bayangkan, kamu sudah lelah bekerja, punya mimpi besar yang ingin diwujudkan, tapi justru ‘diracuni’ komentar negatif, drama, atau sikap manipulatif dari orang yang katanya teman. Lalu, mau sampai kapan membiarkan diri terjebak dalam lingkaran yang merugikan?

Apa Itu Decluttering Sosial?

Tak Disangka, Biji Pepaya Punya Segudang Manfaat untuk Kesehatan Tubuh

Secara sederhana, decluttering sosial berarti memilah mana relasi yang masih sehat dan mana yang sebaiknya diakhiri atau dijaga jaraknya.
Konsep ini mirip seperti kamu merapikan lemari baju: mana yang masih layak pakai, mana yang sudah usang, mana yang hanya memenuhi ruang.

Prinsipnya adalah: kualitas lebih penting daripada kuantitas. Teman sejati tak harus banyak, tapi cukup mendukung, jujur, dan mampu saling menumbuhkan.

Tanda Lingkaran Sosialmu Butuh Dirapikan

Manfaat Buah Pinang untuk Kesehatan Tubuh & Efek Samping yang Perlu Diwaspadai

Kadang, kita tidak sadar sudah terlalu lama terjebak dalam pertemanan toksik. Beberapa tanda berikut bisa jadi alarm:

Energi Terkuras Setelah Bertemu Mereka
Alih-alih merasa lega, kamu justru merasa lelah, kesal, atau merasa ‘kecil’.

Penuh Drama dan Manipulasi
Ada teman yang selalu jadi korban, padahal sebenarnya sedang memanipulasi simpati orang lain.

Komunikasi Penuh Gosip Negatif
Hampir tidak ada obrolan membangun. Yang ada hanya menjelekkan orang lain.

Kehadiranmu Tidak Dihargai
Mereka hanya hadir saat butuh bantuan, tapi menghilang saat kamu dalam kesulitan.

Kalau satu atau lebih poin di atas terjadi berulang, itu tanda sudah saatnya membersihkan ‘ruang sosial’ kamu.

Bagaimana Cara Melakukannya?

Melakukan decluttering pertemanan tidak berarti kamu harus tiba-tiba memusuhi siapa pun. Ini tentang menata ulang jarak.

Refleksi Diri
Tuliskan orang-orang terdekatmu. Tanyakan: Apakah mereka menambah nilai positif dalam hidupmu?

Bicarakan dengan Jujur (Kalau Bisa)
Beberapa hubungan bisa diperbaiki dengan komunikasi terbuka. Kalau tak memungkinkan, perlahan batasi interaksi.

Perkuat Jaringan Sehat
Fokus menumbuhkan koneksi dengan orang-orang yang sefrekuensi. Teman baik akan saling mendukung, bukan saling menjatuhkan.

Tidak Perlu Merasa Bersalah
Menjaga kewarasan emosional bukanlah tindakan egois. Kamu berhak memilih lingkungan yang sehat.

Decluttering Sosial Itu Self Care

Mengurangi lingkaran sosial yang beracun adalah bentuk perawatan diri. Kamu sedang melindungi ruang emosionalmu agar bisa bertumbuh maksimal.
Terapi ini juga membuatmu punya waktu lebih banyak untuk orang-orang yang benar-benar tulus mendukungmu.

Kamu akan merasakan beban pikiran berkurang, kualitas interaksi lebih bermakna, dan energi lebih stabil.
Bukankah lebih baik punya 3 teman yang setia mendukung, daripada 30 orang yang diam-diam meremehkanmu?

Berani Rapikan, Berani Bahagia

Terapi decluttering sosial bukan tren sekadar gaya-gayaan. Ini bisa jadi langkah awal membangun hidup yang lebih damai, jujur, dan penuh dukungan nyata.
Lingkaran pertemanan sehat akan mendorongmu jadi versi terbaik dirimu sendiri.

Kalau kamu merasa ada yang mengganjal, cobalah berani merapikannya.
Hidup terlalu singkat untuk dihabiskan bersama orang-orang yang hanya menebar racun.

Yuk, mulai pilah mana relasi yang layak dipertahankan dan mana yang cukup disimpan di masa lalu. Karena teman yang benar-benar tulus tak akan pernah membuatmu ragu untuk terus bertumbuh.