Gaza Minta Bantuan Udara Dihentikan Karena Sebabkan Korban Jiwa dan Kekacauan

Warga Palestina di Gaza.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Pemerintah di Jalur Gaza menyampaikan kekhawatiran serius terhadap metode distribusi bantuan kemanusiaan lewat udara, yang dinilai justru memperparah kondisi masyarakat dan menambah jumlah korban.

Kabinet Keamanan Israel Setujui Rencana Netanyahu Kuasai Kota Gaza

Dalam pernyataan resminya, Rabu (6/8), Kementerian Dalam Negeri Gaza menegaskan bahwa penerjunan bantuan dari udara telah menyebabkan kepanikan massal, yang berujung pada insiden saling berebut bantuan dan menelan korban jiwa.

“Pengiriman bantuan melalui udara telah menimbulkan kekacauan di lapangan. Warga berdesakan dan saling berebut, bahkan dalam beberapa insiden menyebabkan korban tewas,” tulis pernyataan tersebut.

5 Fakta Iran Eksekusi Mati Mata-Mata Israel Mossad dan Anggota ISIS

Tak hanya itu, otoritas Gaza juga menyebut bahwa kontainer bantuan yang dijatuhkan dari udara sering kali mendarat di area permukiman warga, termasuk tenda pengungsian. Hal ini mengakibatkan korban luka hingga meninggal, terutama di kalangan perempuan dan anak-anak.

Kondisi krisis pangan di Gaza semakin kritis, namun metode distribusi yang tidak terkontrol justru memperburuk keadaan.

Ratusan Warga Israel Protes di Tel Aviv, Desak Akhiri Perang Gaza dan Bebaskan Sandera

Kementerian Dalam Negeri Gaza pun mendesak agar distribusi bantuan dialihkan melalui jalur darat, yang dinilai lebih aman dan terorganisir. Mereka menyatakan bahwa solusi nyata untuk mencegah bencana kemanusiaan yang lebih luas adalah dengan membuka seluruh akses perbatasan darat agar bantuan bisa masuk tanpa hambatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya juga telah mengangkat keprihatinan yang sama. Pada 23 Juli, WHO melaporkan peningkatan angka kematian akibat malanutrisi di Gaza. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa sekitar 10 persen populasi di Gaza kini mengalami malanutrisi akut. Bahkan, lebih dari 20 persen ibu hamil dan menyusui yang diperiksa menderita kondisi serupa.

Tedros juga menegaskan bahwa bencana kelaparan ini kian memburuk karena keterbatasan akses serta penghentian sementara distribusi bantuan kemanusiaan.

Pada 26 Juli, otoritas Israel kembali membuka akses bagi penerjunan bantuan kemanusiaan oleh negara asing. Namun distribusi bantuan ini dikelola melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF) — sebuah lembaga yang didukung Amerika Serikat dan beroperasi di bawah pengawasan Israel. Titik distribusi bantuan GHF difokuskan di wilayah Gaza bagian selatan.

Meski demikian, laporan media internasional menyebut bahwa pasukan Israel masih melakukan serangan terhadap warga Palestina yang sedang mengantre makanan. Hal ini memperburuk kondisi dan menambah tekanan terhadap masyarakat yang sudah sangat rentan.

Dengan krisis kemanusiaan yang semakin memuncak, berbagai pihak mendesak solusi nyata dan berkelanjutan. Distribusi bantuan yang aman, cepat, dan efektif kini menjadi kebutuhan mendesak untuk menyelamatkan jutaan jiwa di Jalur Gaza.