PM Australia Albanese: Netanyahu Abaikan Penderitaan Warga Gaza

Penduduk Gaza Palestina antre makanan.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Perdana Menteri (PM) Australia, Anthony Albanese, menuduh PM Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan penderitaan warga sipil di Gaza. Pernyataan tegas ini muncul sehari setelah Australia mengumumkan keputusan untuk mengakui Negara Palestina dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 yang dijadwalkan pada September mendatang.

10 Pesawat Militer Terbesar di Dunia 2025: Raksasa Langit untuk Misi Strategis dan Kemanusiaan

Dalam wawancara bersama Australian Broadcasting Corporation (ABC) pada Selasa (12/8), Albanese mengungkapkan bahwa rasa frustrasinya terhadap sikap pemerintah Netanyahu menjadi salah satu pendorong di balik keputusan bersejarah tersebut. Ia menyebut telah berbicara langsung dengan Netanyahu pada Kamis (7/8) lalu untuk menyampaikan rencana pengakuan resmi Palestina oleh Australia.

“Netanyahu, sekali lagi, menyampaikan pandangan yang sama seperti yang ia ungkapkan secara publik—mengabaikan konsekuensi yang dialami warga sipil tak bersalah,” kata Albanese.

10 Jet Tempur Terbaik di Dunia Tahun 2025, Nomor 2 Bikin Kaget!

Albanese juga menyoroti keputusan Israel yang menghentikan bantuan kemanusiaan serta terjadinya korban jiwa di titik distribusi makanan dan air bersih. Menurutnya, kondisi di mana warga harus kehilangan nyawa saat mengantre bantuan adalah hal yang tidak dapat diterima secara moral maupun kemanusiaan.

Langkah Australia untuk Dukung Solusi Dua Negara

Pengumuman resmi pengakuan Palestina dilakukan di Gedung Parlemen Australia, Canberra, pada Senin (11/8) bersama Menteri Luar Negeri Penny Wong. Albanese menegaskan, kebijakan ini merupakan bagian dari upaya global yang terkoordinasi untuk memperkuat momentum solusi dua negara sebagai jalan damai bagi konflik Israel-Palestina.

Indonesia Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Siap Rawat 2.000 Warga Palestina di Pulau Galang

Pada Selasa, ia menambahkan harapannya agar langkah ini dikenang sebagai kontribusi nyata Australia dalam mengakhiri siklus kekerasan yang selama ini melanda Timur Tengah.

Dengan keputusan ini, Australia bergabung dengan negara-negara lain yang mendukung kemerdekaan Palestina, sekaligus mengirimkan pesan tegas bahwa penderitaan warga sipil tidak boleh diabaikan dalam upaya penyelesaian konflik.