Mesir & Yordania Latih Polisi Palestina untuk Bertugas di Gaza

Reruntuhan bangunan di Jabalia, Jalur Gaza utara, Palestina.
Sumber :
  • Arab News

Tangerang – Menteri Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengungkapkan bahwa pemerintahnya telah menyiapkan daftar ribuan personel polisi Palestina yang akan mengikuti pelatihan khusus di Mesir dan Yordania. Program ini bertujuan untuk mengisi kekosongan keamanan di Jalur Gaza setelah berakhirnya perang dengan Israel.

Pengangguran di Inggris Tembus Rekor Tertinggi dalam 4 Tahun, Apa Penyebabnya?

Dalam wawancara dengan saluran TV lokal DMC pada Rabu (13/8), Abdelatty menyampaikan bahwa sedikitnya 5.000 petugas polisi Palestina akan menjalani pelatihan intensif di Mesir. Mereka nantinya akan ditugaskan menjaga stabilitas dan keamanan di Gaza dalam fase pemulihan pascaperang.

Menurut Abdelatty, Mesir dan Yordania bekerja sama erat dalam mempersiapkan tenaga keamanan Palestina yang mampu mengelola wilayah tersebut secara profesional, sekaligus mencegah potensi kekosongan pengamanan.

Elon Musk Berencana Gugat Apple, Persoalan Peringkat App Store Jadi Sorotan

Selain itu, Mesir akan menjadi tuan rumah konferensi internasional rekonstruksi Gaza. Dalam forum ini, Kairo akan memaparkan visi pengelolaan Gaza setelah perang, termasuk mekanisme koordinasi dengan pihak terkait.

Diplomat senior itu juga mengungkap adanya kesepakatan mengenai 15 tokoh berpengaruh dari Gaza yang akan memimpin wilayah tersebut selama masa transisi enam bulan. Abdelatty menegaskan, Otoritas Palestina tetap menjadi satu-satunya badan yang sah untuk memerintah Gaza.

10 Angkatan Udara Terbesar di Dunia Tahun 2025, Nomor 6 Bikin Kaget!

Sementara itu, pada Senin (11/8), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Gaza akan dijalankan oleh “administrasi sipil non-Israel” usai pendudukan Kota Gaza. Ia mengklaim pihak ketiga akan mengambil peran tersebut, bukan Hamas maupun Otoritas Palestina, meski tanpa memberikan detail lebih lanjut.

Israel saat ini berada di bawah tekanan internasional akibat agresinya di Gaza yang disebut sebagai perang genosida, menewaskan lebih dari 61.700 orang sejak Oktober 2023. Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Halaman Selanjutnya
img_title