Kepala Staf Militer Israel Desak Netanyahu Terima Proposal Pertukaran Tahanan, Peringatkan Risiko di Gaza

Gaza Palestina.
Sumber :
  • VIVA

Tangerang – Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Eyal Zamir, pada Minggu (24/8) mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar segera menyetujui proposal pertukaran tahanan yang tengah dibahas. Zamir memperingatkan bahwa rencana pendudukan Kota Gaza justru membawa risiko besar terhadap keselamatan para sandera Israel.

Asosiasi Pers Asing Kutuk Serangan Israel di Gaza yang Tewaskan Lima Jurnalis Internasional

 

Seruan tersebut datang seiring meningkatnya tekanan dari keluarga sandera yang menuntut kesepakatan cepat demi menyelamatkan orang-orang tercinta mereka.

Delegasi Kota Tangerang Kunjungi KHCC Yordania untuk Dukung Anak Gaza Penderita Kanker

 

Sebelumnya, pada Kamis (21/8), Netanyahu memerintahkan negosiasi terkait pembebasan sandera, meski tetap melanjutkan rencana pendudukan Kota Gaza dan relokasi warga sipil. Langkah ini menandakan bahwa Netanyahu mungkin sedang mempertimbangkan kesepakatan baru, sementara mediator masih menunggu tanggapan resmi atas proposal Mesir-Qatar. Usulan tersebut sebagian besar sesuai dengan perjanjian Israel sebelumnya yang sudah disetujui Hamas.

Trump Kecam Serangan Israel ke Rumah Sakit Gaza yang Tewaskan 20 Orang

 

Menurut laporan Channel 12, proposal itu berisi beberapa poin penting:

 

  • Penempatan ulang pasukan Israel ke dekat perbatasan untuk membuka akses bantuan kemanusiaan.

  • Gencatan senjata sementara 60 hari yang dilaksanakan dalam dua tahap.

  • Pertukaran tahanan berupa pembebasan 10 sandera hidup dan 18 jenazah Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.

  • Diskusi lebih lanjut mengenai gencatan senjata permanen.

 

“Kesepakatan sudah ada di meja, dan harus segera diambil sekarang,” tegas Zamir melalui Channel 13 Israel. Ia menambahkan bahwa tentara sudah menyiapkan syarat-syarat teknis, dan kini keputusan final berada di tangan Netanyahu.

 

Meski secara militer Israel mampu menduduki Gaza, Zamir menekankan bahwa operasi itu dapat membahayakan para sandera. Pernyataan ini mendapat dukungan dari keluarga sandera, yang menyebut posisi Zamir sejalan dengan mayoritas rakyat Israel yang mendesak perjanjian komprehensif untuk memulangkan 50 sandera sekaligus menghentikan perang.

 

Hingga kini, Israel memperkirakan ada 50 sandera yang ditahan Hamas, termasuk 20 orang yang masih hidup. Di sisi lain, Tel Aviv juga menahan lebih dari 10.800 warga Palestina, di tengah laporan pelanggaran HAM berupa penyiksaan hingga kelalaian medis.

 

Sementara itu, pada Jumat (22/8), Menteri Pertahanan Israel Yoav Katz telah menyetujui rencana operasi militer besar-besaran di Gaza, termasuk serangan intensif dan penggusuran penduduk sipil.