Lavrov: Putin Siap Bertemu Zelenskyy, Bahas Terkait Konflik Rusia-Ukraina
- ANTARA
Tangerang – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan bahwa Presiden Vladimir Putin telah menunjukkan kesiapannya untuk melanjutkan perundingan langsung dengan Ukraina, dalam percakapan telepon terbaru dengan Presiden AS, Donald Trump.
"Setelah menerima panggilan dari Presiden Trump, Presiden Putin menegaskan kesiapannya untuk melanjutkan perundingan bilateral antara Rusia dan Ukraina, yang sebelumnya dimulai di Istanbul dan telah melalui tiga putaran pertemuan tambahan di lokasi yang sama," ujar Lavrov dalam wawancara dengan NBC News, Minggu.
Lavrov menambahkan bahwa pertemuan yang dimaksud terjadi setelah KTT Alaska, melibatkan Trump, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan sejumlah pemimpin Eropa di Ruang Oval. Ia menekankan bahwa pembahasan pertemuan Putin-Zelenskyy tidak menjadi agenda utama pada waktu itu, melainkan diangkat secara mendadak.
Menurut Lavrov, Putin menekankan pentingnya persiapan matang untuk setiap pertemuan tingkat tinggi, khususnya pertemuan antara dirinya dan Zelenskyy. "Kami mengusulkan agar jumlah delegasi yang terlibat dalam perundingan di Istanbul ditingkatkan, guna membahas isu-isu spesifik yang perlu disampaikan kepada kedua presiden," tambahnya.
Lavrov juga mengungkapkan bahwa Moskow belum menerima tanggapan dari Kiev mengenai proposal pembentukan tiga kelompok kerja dalam perundingan terakhir di Istanbul, yang masing-masing membahas topik tertentu untuk mendukung potensi kesepakatan damai.
Ia menekankan bahwa baik Presiden Rusia maupun AS memiliki tujuan untuk menciptakan perdamaian di Ukraina, sementara menurut Lavrov, sebagian pejabat Eropa justru memiliki sikap berbeda pasca-KTT Alaska. Lavrov menegaskan, semua isu terkait jaminan keamanan dalam penyelesaian konflik Ukraina harus dicapai melalui konsensus.
Kota Istanbul telah menjadi lokasi tiga putaran perundingan damai antara Rusia dan Ukraina pada 16 Mei, 2 Juni, dan 23 Juli. Perundingan ini menghasilkan pertukaran tahanan yang signifikan dan penyampaian rancangan memorandum yang merinci posisi kedua pihak sebagai dasar kemungkinan kesepakatan damai.