AS Siap Tingkatkan Tekanan ke Rusia, Minta Dukungan Eropa Usai Serangan di Ukraina
- ANTARA
VIVA Tangerang – Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent, pada Minggu (7/9), menegaskan bahwa Washington siap memperketat tekanan terhadap Rusia menyusul serangan udara besar-besaran di Ukraina yang menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 44 warga sipil.
“Kami siap meningkatkan tekanan terhadap Rusia, namun langkah ini membutuhkan dukungan penuh dari mitra kami di Eropa,” ujar Bessent dalam wawancaranya dengan NBC News. Ia menekankan pentingnya koordinasi transatlantik agar kebijakan sanksi bisa berjalan efektif.
Menurut Bessent, Presiden AS Donald Trump bersama Wakil Presiden JD Vance telah melakukan komunikasi intensif dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Diskusi tersebut membahas strategi bersama antara AS dan Uni Eropa dalam memperketat sanksi serta menghambat pendanaan Rusia.
“Kita sedang berpacu waktu antara daya tahan militer Ukraina melawan agresi, dan kemampuan ekonomi Rusia untuk tetap bertahan,” jelasnya.
Bessent juga menilai bahwa sanksi gabungan AS-Uni Eropa serta penerapan tarif sekunder terhadap negara-negara yang masih membeli minyak Rusia, dapat mempercepat keruntuhan ekonomi Moskow. Tekanan tersebut, menurutnya, berpotensi memaksa Presiden Vladimir Putin duduk di meja perundingan.
Pernyataan ini muncul setelah militer Ukraina melaporkan serangan terbesar Rusia sejauh ini, dengan meluncurkan 818 drone dan rudal ke sejumlah kota pada Sabtu malam. Angka tersebut melampaui rekor sebelumnya sebanyak 728 serangan pada Juli.
Konflik Rusia-Ukraina yang memasuki tahun ketiga ini diperkirakan akan semakin memanas, dengan eskalasi serangan yang meningkat dan tekanan diplomatik yang makin gencar dari pihak Barat.