Gaza Kian Terkepung: PBB Sebut Krisis Kemanusiaan Terburuk Akibat Serangan Israel

Penduduk Gaza Palestina antre makanan.
Sumber :
  • VIVA

Pernyataan PBB ini memperkuat kecaman internasional yang terus mengalir terhadap agresi Israel yang kembali meningkat sejak 2 Maret lalu, ketika seluruh perbatasan Gaza ditutup dan pasokan penting diblokir. Israel juga menghentikan kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang sebelumnya diberlakukan sejak Januari, dengan kembali melancarkan serangan besar-besaran pada 18 Maret.

Puluhan Ribu Korban Jiwa, Mayoritas Perempuan dan Anak-Anak

Ratusan Mantan Pejabat Badan Intelijen Israel Desak Penghentian Perang di Gaza

Sejak awal agresi militer Israel di Gaza pada Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina dilaporkan tewas, dan mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Serangan tanpa henti ini telah meluluhlantakkan infrastruktur vital seperti rumah sakit, sekolah, fasilitas air, dan listrik, menjadikan kehidupan sehari-hari warga Gaza seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Qari Cilik Indonesia Juara MTQ Internasional di Qatar, Kemenag Beri Penghargaan Spesial

Selain itu, Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan militernya terhadap penduduk sipil di Gaza.

Krisis yang Membutuhkan Respons Global

Dengan semakin terkikisnya ruang aman dan tertundanya distribusi bantuan, krisis kemanusiaan di Gaza tidak lagi dapat dipandang sebagai konflik lokal. Ini telah menjadi tragedi kemanusiaan global yang memerlukan perhatian dan aksi konkret dari seluruh komunitas internasional.

Halaman Selanjutnya
img_title
Ribuan Prajurit Israel Desak Akhiri Perang di Gaza