Israel Akan Deportasi 170 Aktivis Global Sumud Flotilla yang Ditahan Usai Serangan ke Gaza
- ANTARA
VIVA Tangerang – Pemerintah Israel dilaporkan akan mendeportasi sekitar 170 aktivis kemanusiaan yang sebelumnya ditahan usai pasukan Zionis menyerang kapal Global Sumud Flotilla, armada yang berlayar menuju Gaza untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan.
Informasi tersebut disampaikan oleh Pusat Hukum untuk Hak Minoritas Arab di Israel (Adalah) pada Minggu (5/10) malam waktu setempat. Dalam pernyataannya, lembaga itu menyebut bahwa Dinas Penjara Israel (IPS) telah memberi tahu para pengacara mengenai rencana deportasi massal itu, namun tanpa merinci identitas para aktivis, kewarganegaraan, atau negara tujuan mereka.
Menurut Adalah, sebagian besar aktivis akan diterbangkan ke Istanbul, Turki, sementara kelompok lain dikirim ke Italia dan Spanyol. Proses deportasi disebut telah berlangsung bertahap selama beberapa hari terakhir.
Adalah juga mengungkapkan bahwa pihaknya menghadapi pembatasan akses hukum. Para pengacara sempat dilarang menemui tahanan selama kunjungan pada Sabtu (4/10). Meski demikian, setelah adanya tekanan hukum dan intervensi diplomatik dari sejumlah kedutaan asing, pihak penjara akhirnya mengizinkan pengiriman obat-obatan bagi para aktivis yang membutuhkan.
Lembaga tersebut menegaskan terus memantau kondisi para aktivis dan mendesak akses penuh terhadap bantuan hukum agar hak-hak mereka tetap terlindungi hingga seluruh proses deportasi selesai.
Dalam keterangan lanjutan, Adalah menyebut IPS hanya mengizinkan kunjungan singkat selama 30 menit. Dalam waktu terbatas itu, pengacara berhasil menemui 11 aktivis asal Tunisia yang diketahui melakukan mogok makan sebagai bentuk protes terhadap perlakuan Israel. Beberapa aktivis dari negara lain juga dilaporkan menolak makan.
Mereka menceritakan adanya kekerasan dan penyerangan selama pemindahan dari pelabuhan Ashdod menuju Penjara Ketziot di Gurun Negev. Meski kondisi di dalam penjara kini relatif stabil, masih ada kekhawatiran mengenai kesehatan para tahanan yang mogok makan dan minimnya perawatan medis yang diberikan.
Sebelumnya, pada Rabu (1/10), pasukan Israel menyerbu dan menyita kapal-kapal Global Sumud Flotilla, menahan lebih dari 470 aktivis dari 50 negara yang berusaha menembus blokade Israel terhadap Gaza.
Selama hampir 18 tahun, Israel telah memberlakukan blokade ketat terhadap wilayah kantong Gaza yang dihuni sekitar 2,4 juta warga Palestina. Sejak eskalasi kekerasan pada Oktober 2023, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel — sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak — membuat Gaza kini nyaris tak layak untuk dihuni.