Layanan Kesehatan Gaza Lumpuh Total: Pasien Terlantar, Rumah Sakit Hancur Akibat Serangan
- VIVA
VIVA Tangerang – Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Runtuhnya layanan kesehatan di wilayah tersebut memperparah penderitaan para korban luka akibat konflik yang terus berlangsung. Rumah sakit yang hancur, kekurangan tenaga medis, dan minimnya pasokan obat-obatan membuat ribuan pasien terjebak dalam kondisi menyedihkan, bahkan mengancam nyawa mereka.
Pasien Terlantar dan Tanpa Perawatan
Salah satu kisah memilukan datang dari Khader Abu Ajwa, warga Gaza berusia 38 tahun yang terluka dalam serangan di Shuja'iyya. Ia tergeletak di atas tandu berkarat di tenda darurat Rumah Sakit Al-Shifa, menunggu operasi yang kemungkinan besar tidak akan pernah terjadi.
“Kaki saya penuh darah dan hanya diberi obat penghilang rasa sakit. Tidak ada ruang operasi dan dokter pun terbatas,” keluhnya.
Putranya, Mohammed (13), duduk diam menggenggam tangan sang ayah. Mereka menyaksikan pasien lain meninggal di depan mata karena tak kunjung mendapat pertolongan.
Rumah Sakit Al-Ahli Hancur, Puluhan Pasien Dievakuasi
Sebelumnya, Rumah Sakit Al-Ahli Arab juga menjadi sasaran serangan udara Israel pada 13 April 2025. Fasilitas medis itu kini tak lagi beroperasi. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 50 pasien telah dipindahkan, sementara 40 lainnya dalam kondisi kritis masih tertahan di lokasi.
Serangan tersebut merusak ruang gawat darurat, mesin sinar-X, laboratorium, dan apotek rumah sakit. Militer Israel mengklaim bahwa fasilitas itu digunakan sebagai pusat komando oleh kelompok Hamas—klaim yang hingga kini masih diperdebatkan di tingkat internasional.
Kondisi Tidak Manusiawi di Rumah Sakit Al-Shifa
Akibat hancurnya fasilitas kesehatan, para pasien dialihkan ke rumah sakit darurat seperti Rumah Sakit Lapangan Bulan Sabit Merah Kuwait. Namun situasi di lapangan sangat mengenaskan. Sanitasi buruk, obat-obatan habis, dan bau amis darah bercampur antiseptik memenuhi udara di tenda-tenda perawatan.
“Kami kehabisan semuanya – dari anestesi, alat steril, hingga obat-obatan dasar,” ujar Mohammed Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit Al-Shifa.
Sistem Kesehatan Gaza di Ambang Kehancuran
Kepala rumah sakit lapangan Gaza, Marwan al-Hams, menyebut bahwa lebih dari 80 persen fasilitas kesehatan di Gaza telah lumpuh total.
“Kami tidak bisa melakukan 83 persen operasi ortopedi dan 73 persen prosedur bedah umum. Tanpa bantuan internasional, korban luka akan terus berjatuhan,” tegasnya.
Seruan Mendesak untuk Bantuan Kemanusiaan
Kondisi layanan kesehatan di Gaza telah mencapai titik nadir. Para tenaga medis bekerja dalam tekanan luar biasa, tanpa alat, tanpa istirahat, dan tanpa jaminan keselamatan. Seruan untuk intervensi internasional guna memasok bahan bakar dan alat medis pun terus digaungkan oleh otoritas kesehatan setempat. (Antara)
Kata kunci SEO yang digunakan: layanan kesehatan Gaza, rumah sakit Gaza hancur, pasien terlantar Gaza, serangan Israel di Gaza, Rumah Sakit Al-Ahli, kondisi rumah sakit Al-Shifa, krisis kemanusiaan Palestina.