Kebebasan Bermusik Sebagai Media Kritik Sosial, Sukatani Band Punk Lawan Ketidakadilan

Sukatani Band
Sumber :
  • instagram/@sukatani.band

Sukatani Band sering tampil dalam berbagai acara punk underground, dari gig kecil di komunitas hingga festival musik punk besar. Mereka juga aktif dalam gerakan sosial, seperti aksi penggalangan dana bagi kaum marginal dan penyuluhan mengenai kesetaraan hak.

Kadis DLH Tangsel Ditetapkan Jadi Tersangka Terkait Dugaan Korupsi Pengelolaan Sampah

 

Tantangan dan Stigma

Jelang Melawan Bayern, Pelatih Inter Ingatkan "Lupakan Hasil Leg Pertama, Fokus Pada Permainan"

Meskipun memiliki nilai-nilai yang kuat, anak punk sering kali mendapat stigma negatif dari masyarakat. Mereka dianggap sebagai kelompok anarkis, pemalas, atau bahkan kriminal. Stigma ini sering kali membuat mereka mengalami diskriminasi dan pengusiran dari ruang publik.

 

Dress Code Kantor: Gimana Tampil Profesional Tanpa Kehilangan Gaya?

Namun, banyak komunitas punk yang justru aktif dalam kegiatan sosial, seperti membangun perpustakaan jalanan, melakukan aksi bersih lingkungan, hingga membantu sesama anak jalanan. Selain itu, beberapa anak punk juga berhasil membuktikan bahwa mereka dapat hidup mandiri dengan prinsip DIY, menjalankan bisnis independen, atau berkarya di bidang seni dan musik tanpa bergantung pada industri besar.

Komunitas anak punk adalah bagian dari subkultur yang terus berkembang di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Mereka menjunjung tinggi kebebasan, solidaritas, dan perjuangan melawan ketidakadilan. Band seperti Sukatani Band menjadi salah satu contoh bagaimana musik punk dapat menjadi media untuk menyuarakan aspirasi dan memperkuat komunitas ini. Terlepas dari stigma negatif yang melekat, komunitas punk terus bertahan dan beradaptasi dengan zaman, tetap membawa semangat perlawanan dan kebebasan dalam berbagai aspek kehidupan.